Sidoarjo (Radar96.com) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur melakukan kunjungan lapangan ke UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPT PATPH) di Desa Lebo, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Minggu (20/2).
Dalam kunjungan itu, Gubernur Jawa Timur memberikan apresiasi terhadap inovasi teknologi yang dilakukan UPT Pengembangan Agribisnus dalam budidaya melon, khususnya dengan membuat melon berbentuk kotak dan berbentuk hati atau sering disebut love.
“Saya mendorong berbagai bentuk inovasi teknologi dalam budidaya melon ini agar diarahkan untuk dapat meningkatkan daya saing dan menambah daya tarik melon sehingga dapat membawa melon sebagai komoditas bisnis unggulan dari sub sektor hortikultur,” katanya setelah keliling arena budidaya melon yang sedang berbuah siap panen.
Melon kotak dan love yang dikembangkan merupakan jenis melon Golden Langkawi dengan sasaran pasar menengah ke atas dan dibudidayakan sesuai standar keamanan pangan (SOP/GAP). Dengan inovasi tersebut memberikan pengaruh terhadap harga jual melon di pasaran.
Sampai saat ini, pemasaran melon yang diproduksi UPT PATPH untuk yang jenis Bulat melalui Hoky dan Geofresh sedangkan yang berbentuk kotak dan love melalui Hoky, Geofresh dan Sewu Segar Nusantara (SSN).
Dari sisi analisa usaha, untuk memproduksi melon bulat dibutuhkan biaya produksi melon bulat sekitar Rp10.000,- pertanaman. Dari 1 buah yang dihasilkan rata-rata memiliki berat 1,5 kg dengan rata-rata harga mencapai Rp27.000 per buah.
Sedangkan dengan inovasi bentuk Melon Love dan Kotak, biaya produksi yang dibutuhkan sebesar Rp14.000 pertanaman dengan harga jual melon kotak mencapai Rp45.000/buah, dan melon Love mencapai Rp50.000/buah.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, dalam 1 pohon diatur dengan menyisakan 1 buah melon yang dipelihara sesuai SOP. Perkiraan keuntungan menanam buah melon kotak dan love ini bisa mencapai 30 – 45 persen dari biaya produksi dibandingkan dengan melakukan budidaya melon bulat.
Inovasi yang dilakukan UPT PATPH ini dapat diadaptasi oleh petani melon untuk dapat meningkatkan daya saing produk dan melakukan penetrasi ke pasar modern sehingga pendapatan petani juga meningkat.
“Terus lakukan inovasi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing sektor pertanian kita,” tuturnya sebelum meninggalkan UPT dibawah koordinasi Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur ini. (*/hmn)