Jakarta (Radar96.com/NUO) – Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang, Jawa Tengah, KH Anasom menyatakan bahwa ajakan membunuh HRS (Habib Rizieq Syihab) adalah hoaks, seiring terjadinya peretasan terhadap telepon selularnya.
Kiai Anasom menceritakan kronologi bahwa diketahui terjadinya peretasan berawal dari pesan ajakan membunuh HRS ke ponsel anaknya, Ahbab Jauhar Anas.
“Awal muncul chat ini (ajakan bunuh HRS) ke nomor HP anak saya dari nomor tidak dikenal tapi aplikasi getcontact diketahui bernama Bn. Susanto. Pada chat pertama ini tidak ada foto saya dengan istri,” ujar Kiai Anasom, Rabu (27/7/2022).
Tindakan peretasan juga mengarah ke nomor ponsel istri KH Anasom. “Pada Senin (25/7/2022) jam 16.49 muncul chat tersebut lagi juga dari HP anak saya, menggunakan nomor HP istri saya. Padahal WA istri saya pada jam tersebut WA-nya sedang terganggu alias tidak aktif sejak Minggu pukul 22.31 ter-log-out secara otomatis. Dan selama itu tidak bisa menggunakan WA sampai hari ini Rabu 27 Juli 2022,” beber Kiai Anasom.
Ia juga menceritakan bahwa pada Senin malam datang Gerakan Pemuda Ka’bah memberi tahu adanya chat tentang HRS tersebut. “Yang aneh dan membuat pemuda ke rumah karena dalam chat tersebut dipasang foto saya dan istri yang diduga diambil dari foto profil WA istri saya. Padahal saat itu istri saya sedang tidak bisa menggunakan WA,” ungkap Kiai Anasom.
“Saya tidak tahu ternyata pada foto yang beredar itu di bagian atas ada nomor HP istri saya. Berarti saat itu nomor HP istri saya digunakan orang lain karena sedang ter-log-out,” imbuh dia.
Ia menceritakan, saat itu para Pemuda Ka’bah menyarankannya membuat klarifikasi karena foto tersebut beredar luas. Maka saat itu juga, Kiai Anasom membuat klarifikasi dan diposting secara bersama-sama dengan Pemuda Ka’bah.
“Pada Senin malam itu sekira jam 20.00, ternyata HP saya juga ter-log-out tidak bisa digunakan,” ungkap Kiai Anashom.
“Munculnya chat ajakan itu yang dipasangi berjajar dengan foto saya dan istri mengesankan seperti saya dan istri yang membuat (pesan ajakan membunuh HRS). Padahal sama sekali saya atau istri tidak pernah membuat seperti itu,” jelas Kiai Anasom yang langsung melaporkan kejadian ini ke Polrestasbes Semarang.
Sementara itu, istri Kiai Anasom, Alif Wahdah menegaskan bahwa Tindakan peretasan ponsel dirinya dan suaminya itu murni dilakukan oleh orang jahat yang tidak bertanggung jawab. Baik Kiai Anasom dan Alif Wahdah mengonfirmasi bahwa hingga sekarang whatsapp-nya masih belum dapat digunakan.
“Saya pribadi dan keluarga tidak pernah membuat pernyataan tentang HRS melalui nomor Whatsapp saya, itu perbuatan orang yang tidak bertanggung jawab. Bahkan mulai Minggu malam sampai saat ini nomor whatsapp belum dapat digunakan,” ungkap Alif Wahdah yang diunggah di laman facebooknya, Selasa (26/7/2022).
Kiai Anasom juga kembali menjelaskan bahwa di luar kasus tersebut ada juga yang memanfaatkan nomor HP anaknya untuk memesan makanan online. “Maka sejak kemarin berdatangan ke alamat saya ada pesanan makanan pada Senin berdatangan hampir berbarengan 10 orang ojek online datang membawa pesanan. Padahal anak saya tidak pesan,” jelas Kiai Anashom.
“Akhirnya anak saya minta pemblokiran penghapusan akun ke customer service. Setelah dihapus ternyata masih muncul pesanan dengan akun berbeda dengan alamat sama. Nomor HP juga berbeda tapi memakai nomor saudara saudara kami,” ungkapnya.
Ibnu Muljam
Sebelumnya (4/6/2018), Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kabupaten Bogor, Kiai Ahmad Ikrom, dalam status facebook-nya menyatakan bahwa jika kita membuka lembaran sejarah, kita akan teringat pada peristiwa sadis terbunuhnya intelektual Muslim dari golongannya sahabat, yaitu Sayidina Ali bin Abi Thalib yang dibunuh secara kejam oleh Abdurrahman ibnu Muljam.
Ibnu Muljam dikenal sebagai orang yang taat dalam beribadah, shalat, puasa dan bahkan hafal Al-Qur’an. Tapi sayang bacaannya tidak masuk kecuali sebatas sampai batas kerongkongannya. Sehingga mudah termakan oleh berita hoaks yang telah disebarkan oleh kaum Khawarij.
Khawarij menebarkan hoaks yang menyatakan bahwa Sayidina Ali bin Abi Thalib itu pemimpin yang munafik, kafir dan musyrik. Rupanya Ibnu Muljam belum puas terhadap jawaban Sayidina Ali yang menjawab kaum penentangnya, “Kalimatu haqqin yuraadu bihaa bathilun.” Artinya ungkapan yang diucapkan itu sebuah kebenaran tapi yang ditujunya justru sebuah kebatilan.
Jawaban Sayidina Ali itu dilontarkan setelah peristiwa Perang Shiffin sebagaimana dikutip oleh Al Hafidz Ibnu Katsir dalam kitab Al Bidayah wa Al Nihayah. Usai perang Shiffin, hoaks semakin tersebar. Kaum Khawarij meneriakkan, “Laa hukma Illa lillahi.” Artinya Tiada hukum kecuali untuk Allah SWT.
Kaum Khawarij menolak kekhilafahan Sayidina Ali. Ali dianggap tidak adil dan tidak menjalankan aturan Allah SWT. Hal itu menegaskan seolah-olah Kaum Khawarij-lah yang paham hukum Allah. Tapi hakikatnya mereka tidak pernah paham bahwa perdamaian itu justeru esensi dari ajaran Islam.
Ibnu Qutaibah telah menulis kejadian sadis tersebut dalam kitabnya yang berjudul Al Imamah wa Assiyasah. Juga oleh Ibnu Faraj Al Isbahani dalam Kitab Maqaatil Al Thalibin.
Lewat status facebook tersebut, Kiai Ahmad Ikrom yang akrab disapa Kang Ahmad menekankan pentingnya Nahdliyin mengkaji sejarah sahabat Nabi. Tentu kajian seperti itu harus mengikuti arahan dan bimbingan para masyayikh NU.
Kang Ahmad berharap dengan menyelami peristiwa syahidnya Sayidina Ali bin Abi Thalib, semoga menyadarkan umat Islam zaman now untuk tidak mudah menyebar fitnah dan hoaks.
Begitu juga para pembaca diharapkan menjadi insan cerdas, tegas meneliti berita dan informasi yang diterima baru berjuang melakukan sharing berita positif demi damainya Indonesia dan dunia.
Allah SWT dalam Surat And Nahl Ayat 125 berfirman, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhannya dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-nya, Dia lah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dia lah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (*/NUO)
Sumber:
*) https://www.nu.or.id/daerah/kronologi-peretasan-ponsel-ketua-pcnu-semarang-ajakan-bunuh-hrs-hoaks-JhoY2
*) https://www.nu.or.id/daerah/ibnu-muljam-membunuh-ali-karena-berita-hoaks-3A6UN