Oleh Maksum Zuber
Semester pertama tahun 2021, Charta Politika Indonesia merilis temuan survei nasional tentang elektabilitas partai politik jika pemilihan anggota DPR dilakukan saat ini, Survei dilakukan pada 20-24 Maret 2021
Hasilnya. PDIP 20,7 persen, Gerindra 14,2 persen, PKB 9,7 persen, PKS 8,2 persen, Golkar 7,8 persen, Nasdem 5,4 persen, Demokrat 4,2 persen, PPP 2,2 persen, PSI 1,8 persen, PAN 1,0 persen, Perindo 0,8 persen, Hanura 0,6 persen, Garuda 0,4 persen, Berkarya 0,3 persen, PKPI 0,2 persen, Gelora 0,2 persen, Ummat 0,1 persen, PBB 0,1 persen.
Artinya, posisi PKB 9,7 persen menunjukkan potensi kader NU dalam pentas perpolitikan nasional. Semua kader NU yang sudah dibaiat saat mengikuti MKNU dan atau PKPNU dengan mantab dan penuh keyakinan akan menjawab “NU” saat mendengar seruan “Siapa kita…”. Penegasan kata “NU” bisa berarti: “Kita adalah kader NU”, atau: “Kita pejuang NU” atau “Kita adalah warga NU”. Siapa kita…? NU. NKRI…? Harga Mati.
Pancasila…? Jaya. Tentu, kader PKB ada di dalamnya.
Bahkan, kader NU dalam lingkungan PKB pun sudah berbicara di pentas internasional. Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar yang akrab disapa Gus Imin pada acara COP25 di Madrid (4/12/2019), mendesak negara-negara maju untuk menunjukkan komitmennya menurunkan emisi sebagai bentuk tanggung jawab atas perubahan iklim. Menurutnya negara-negara maju berkontribusi atas kerusakan alam. Untuk itu, perlu adanya ketegasan dari negara-negara berkembang. “Negara-negara besar itulah yang merusak bumi ini, jadi harus tanggung jawab,” katanya.
Tentang “potensi” PKB itu, Ketua Umum PKB itu menegaskan bahwa PKB akan menjadi partai yang lebih besar lagi di Pemilu 2024, Pemilu 2019 PKB meraih 58 kursi DPR RI padahal bekerja apa adanya. 2024 tak mau jadi partai tengah, selamat jalan partai papan tengah (red),” kata Cak Imin dalam penutupan Muktamar PKB di Nusa Dua, Bali, Rabu (21/8/2019).
“Alhamdulillah, PKB sudah diatas. Jumlah perolehan suara PKB bukan hanya besar di Indonesia sebagai partai berbasis Islam (pondok pesantren), barangkali termasuk partai berbasis Islam dengan pemilih terbesar di dunia. Ia menambahkan bahwa PKB dengan modal pas-pasan aja dapat suara segini besar, apalagi kalau dengan semangat kerja yang memadai, “Nggak ada alasan warga PKB tidak percaya diri untuk meraih kemenangan di 2024. Sangat rugi bagi pengurus partai PKB untuk tak percaya diri,” ujarnya.
Kaitan NU dengan PKB itu dipertegas oleh DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Timur yang dikomandani Gus Halim. Ia memberikan syarat khusus untuk caleg terpilih pada pemilu 2019 untuk mengikuti Pelatihan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU). Syarat tersebut merupakan syarat wajib untuk diikuti jika ingin dilantik menjadi anggota dewan untuk periode 2019-2024. “Caleg PKB tidak akan dilantik jika belum mengikuti PKPNU,” diungkapkan Ketua DPW PKB Jawa Timur Abdul Halim Iskandar dalam acara Halalbihalal PKB Jawa Timur di Taman Wisata Prigen Pasuruan, Jatim (30/6/2019).
Syarat tersebut sengaja diwajibkan untuk mempersamakan persepsi ide dan pemikiran kader PKB dan NU dalam berjuang di parlemen, sehingga kebijakan yang dilahirkan di parleman memuat nilai-nilai islam ahlussunnah waljamaah. Harapannya adalah menjadi kader PKB yang militan dalam berorganisasi dan berjuang untuk mensejahterakan masyarakat dengan mempersamakan persepsi, ide dan pemikiran kader PKB dan NU, sehingga kebijakan yang dilahirkan penuh dengan nilai-nilai “islam ahlussunnah waljamaah”. Nantinya juga akan diadakan sekolah politik khusus anggota dewan. Sekolah tersebut bertujuan untuk memberikan pendidikan politik kepada kader NU yang baru menjadi anggota dewan agar bisa memahami peta politik di parlemen.
Acara PKPNU itu diadakan di Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatul Mubtadiin, Lirboyo, Kediri, Jumat (27/9/2019). Sebagai penyelenggara acara PWNU Jatim diikuti oleh 25 anggota Fraksi PKB DPRD Jatim selama tiga hari (27-29/9/2019). Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Jawa Timur mengikuti Pelatihan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU), dibuka oleh KH Anwar Iskandar, Syuriah Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim. hadir pula KH Anwar Mansur, KH Marzuki Mustamar (Ketua PWNU Jatim), KH Abd Muid, dan KH Abdus Salam Sohib.
Pada acara tersebut Kiai Anwar Iskandar berpesan kepada PKB agar para kader memiliki tugas mengawal kepentingan masyarakat, “Kita harus banyak berperan dalam memberdayakan semua lini. Baik ekonomi, pendidikan, maupun politik,” kata Kiai Anwar pada sambutannya. (27/9/2019). Agar dapat berperan maksimal, PKB harus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, dalam sambutannya bahwa PKNU adalah salah satu upaya meningkatkan kapasitas kader politisi NU dalam rangka memenuhi kualitas dan militansi kader PKB di legislatif. Diamini oleh Ketua Fraksi PKB Jatim, Anik Maslachah bahwa bagi politisi PKB yang duduk sebagai anggota Legislatif 2019-2024 untuk mengikuti PKPNU merupakan instruksi dari Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar. (*)
*) Penulis adalah Pendiri komunitas Nasional Barisan Muda Nahdlatul Ulama (BMNU) dan Ketua Umum Rumah Kamnas