Surabaya (Radar96.com) – Konten kreator dari Malang, M Salamun, mengajak “YouTuber Santri” untuk mengikuti dan memanfaatkan program “YouTube Shorts” yang menyediakan dana sebesar 100 juta dolar AS atau Rp1,4 triliun selama 2021-2022 untuk fitur baru yang memungkinkan kreator untuk membuat video versi pendek mulai dari 15 detik hingga 1 menit.
“Tanpa fokus ke monetasi, YouTuber Santri akan tetap bisa mendapatkan monetisasi itu dengan melakukan share konten dakwah serta mengikuti program berkala dari YouTube, seperti program terbaru ‘YouTube Shorts’ untuk tahun 2021-2022,” katanya di Surabaya, Minggu (22/8/2021).
Salamun yang juga anggota Asosiasi YouTuber Santri Indonesia (AYSI) itu menjelaskan fitur YouTube Shorts secara resmi telah diperkenalkan di Indonesia dengan versi beta untuk memberikan pengalaman lebih bagi konten kreator, bahkan peraturannya juga sangat mudah.
“Shorts adalah cara baru untuk menonton dan berkreasi di YouTube. Kita bisa melakukan monetisasi konten tanpa terjebak aturan monetisasi YouTube, seperti memiliki 4.000 jam tayang dalam setahun dan punya lebih dari 1.000 subscribers (minimal 1 hari unggah 1 konten),” katanya.
Pihak menyediakan “YouTube Shorts Fund” dengan dana 100 juta dolar AS atau sekitar Rp1,4 triliun selama dua tahun (2021-2022). “Siapapun berhak berpartisipasi dengan membuat video shorts yang unik dan menyenangkan komunitas YouTube, karena itu YouTuber Santri harus memanfaatkan peluang global itu,” katanya.
“YouTube Shorts” merupakan fitur baru yang memungkinkan kreator untuk membuat video versi pendek mulai dari 15 detik hingga 1 menit. YouTube Shorts akan bersaing dengan aplikasi sejenis yang digemari di Indonesia seperti TikTok dan Reels milik Instagram.
“Jadi, YouTuber Santri itu jangan terlalu fokus pada monetisasi, tapi niat dakwah digital saja, karena monetasi ada cara lain sesuai program YouTube. Monetisasi juga bisa dilakukan dengan cara-cara berdakwah yang kreatif dan rahmatan lil alamin,” kata Salamun.
Misalnya, membuat konten pancingan selama 1 menit sebelum konten dakwah, lalu melakukan share konten dakwah ke medsos lainnya, serta banyak melakukan evaluasi bila ada kendala. “Saya siap membantu kalau ada yang mengalami kendala teknis digital,” kata Salamun yang selama ini menggarap konten digital untuk ceramah-ceramah Gus Baha’ dalam durasi pendek dan panjang dengan mengajukan izin terlebih dulu kepada sang kiai ahli Alquran itu. (*/my)