Surabaya (Radar96.com) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan kubah, “Green Toilet”, dan tempat wudlu dengan sistem pro environment di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS), Kamis (11/10), yang ditandai dengan penandatanganan prasasti didampingi Imam Besar Prof Dr KH Ridwan Nasir, Ketua Baznas Jatim M Roziqi dan Ketua Badan Pengelola MAS H M Sudjak.
Peresmian “Green Toilet” dan tempat wudlu itu merupakan pengembangan “Green Toilet” zona 1 yang juga telah diresmikan oleh Khofifah pada 2020. Kini, Khofifah meresmikan Green Toilet zona 2, 3 dan 4. Dari total 4 zona Green Toilet di MAS itu memiliki jumlah kran wudhu sebanyak 539 kran, kamar mandi sebanyak 35 ruang, WC sebanyak 41 unit, Urinoir sebanyak 43 unit, dan Wastafel 21 unit.
Pembangunan Green Toilet dan tempat wudlu sendiri diinisiasi Ketua Umum PP Muslimat NU yang menginginkan toilet di dalam Masjid harus indah, baik dan bersih. Tujuannya yakni agar umat yang beribadah menjadi lebih nyaman dan tenang.
Ia juga menyampaikan, ide adanya Green Toilet di MAS ini merupakan pengalamannya saat mengunjungi Masjid di Bandar Sri Begawan-Brunei. Di masjid tersebut, terdapat ornamen indah di dalam dan di luar masjid, termasuk di area toiletnya.
“Paling tidak di bawah (Green Toilet) sudah cukup indah dan bersih serta bisa menjadi bagian referensi bagaimana format masjid dengan suasana indah dan disupport toilet bersih dan indah sehingga menambah nyaman dan khusyu’-nya jama’ah,” kata Khofifah.
Untuk diketahui, Green Toilet MAS berorientasi pro environment. Didalamnya terdapat sistem pengolahan limbah air wudhu dan limbah toilet berupa IPAL yang digunakan menyiram tanaman dan untuk kolam ikan, sehingga limbah toilet tersebut pun tidak berbau dan masjid menjadi semakin bersih.
Selain itu, air di Green Toilet ini juga menggunakan sistem gravitasi naik/turun, sehingga air yang digunakan pun sehat. Adapun sistem pencahayaannya telah menggunakan sistem pencahayaan alam dan LED (Light Emitting Diode).
Tidak hanya itu, Green Toilet MAS juga sudah di-setting sedemikian rupa untuk menghadapi “new normal” di tengah pandemi Covid-19. Adapun kran-kran air wudhu juga di atur dengan jarak sekitar satu meter lebih. Tujuannya agar tidak terjadi kerumunan dan tetap melakukan physical distancing.
Khofifah mengatakan, pembangunan toilet ini merupakan bentuk dari pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan toilet ini adalah inisiatif luar biasa dari pengelola MAS karena limbah dari air wudhu tak terbuang begitu saja, melainkan bisa digunakan kepentingan masjid yang lain.
“Saya berharap, sistem ini dapat diikuti oleh masjid-masjid lain di Jawa Timur. InsyaAllah ini manfaatnya akan terus mengaliri dan mengairi kehidupan di lingkungan sekitar Masjid Nasional Al Akbar. Dan tentu saja yang kita harapkan adalah masyarakat yang salat dan wudhu di sini akan merasa nyaman,” kata Khofifah.
Khofifah mengatakan, Green Toilet ini semakin menarik karena pembuangan limbah di MAS pada akhirnya disemaikan bibit Lele yang berkembang dengan subur. Menurut Khofifah, konsep ini bisa menjadi referensi rumah Allah yang indah untuk ibadah, menciptakan kekhusukan dan meningkatkan kemakmuran, sehingga mendapatkan Jariyah.
Ia juga mengapresiasi adanya Taman Asmaul Husna dan Digital Library di MAS. Menurutnya, Digital Libbrary dapat meningkatkan minat kaum muda dan milenial untuk mempelajari banyak hal mengenai agama.
Selain meresmikan Green Toilet MAS, dalam kesempatan tersebut Gubernur Khofifah juga meninjau pasca renovasi Kubah Masjid di MAS, dimana renovasi Kubah Masjid merupakan renovasi pertama sejak 1995 yang dilakukan dan diinisiasi langsung oleh Gubernur Khofifah.
“Masjid ini sudah 22 tahun didirikan dan belum pernah kubahnya direnovasi. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Wakil Presiden RI Try Sutrisno pada tahun 1995, lalu diresmikan oleh Presiden RI KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada tahun 2000 dan direnovasi oleh Gubernur Khofifah pada tahun 2021,” kata Ketua Badan Pengelola Masjid Al Akbar Surabaya KH Sudjak.
Adapun renovasi Kubah berukuran 54 x 54 meter tersebut membutuhkan waktu satu tahun, diantaranya penggantian space frame dan pengecatan Kubah dengan sistem Oven di atas suhu 100 derajat serta lapisan enamel agar memastikan anti karat sehingga tidak terjadi kebocoran dan umat yang beribadah pun menjadi nyaman.
“Ibu Gubernur sangat berkeinginan bagaimana Masjid harus indah dan nyaman . Karena masjid tidak hanya untuk yang akan sholat, melainkan untuk kegiatan mengaji, berbudaya dan kegiatan amaliah,” imbuh KH Sudjak
Pada kesempatan tersebut, pengurus MAS mengucapkan terimakasih kepada Gubernur Jatim karena dalam dua tahun terakhir mendapatkan perhatian khusus berupa hibah renovasi.
“Sebelumnya pada tahun 2020 MAS telah mendapatkan bantuan untuk merenovasi Kubah utama, pengecatan gedung ruang utama dan pengaspalan. Pada tahun 2021, MAS kembali mendapatkan bantuan hibah renovasi dan rehabilitasi untuk Kubah anakan dan Green Toilet,” ujarnya.
Turut hadir dalam acara tersebut, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar yang juga “tetangga” MAS, Ketua Muslimat NU Jatim Hj Masruroh Wahid, Ketua Badan Pengelola MAS HM Sudjak serta beberapa Kepala OPD di lingkup Pemprov Jatim dan perwakilan PW Muhammadiah Jatim dan perwakilan PW LDII Jatim. (*)