Probolinggo, radar96.com – Wakil Rois Aam PBNU KH Anwar Iskandar menyampaikan pesan tentang “Tiga Peran NU” dalam peringatan Hari Lahir (Harlah) Ke-102 NU yang diselenggarakan PWNU Jatim dengan dirangkai Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jatim pada 24-25 Januari.
“Tiga alasan yang melatarbelakangi para muassis/pendiri NU mendirikan NU adalah menjaga agama, membela negara dan melayani umat,” katanya dalam keterangan tertulis dari panitia peringatan Harlah ke-102 NU di Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ), Paiton, Probolinggo, Sabtu.
Didampingi Wakil Ketua Umum DR KH Zulfa Musthofa dalam pembukaan acara (24/1) itu, ia menjelaskan kalangan NU menjaga agama dengan tetap merujuk pada kitab-kitab salaf, meski pesantren NU juga mengakomodasi ilmu non-agama dengan mendirikan sekolah umum di lingkungan pesantren.
“Era modern itu maju dengan digital dan AI, tapi agama sebagai modal dasar agama jangan dilupakan, terutama kitab salaf. Al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah (memelihara yang lama yang masih baik dan mengambil yang baru yang lebih baik),” katanya, mengutip prinsip NU.
Dalam acara yang juga dihadiri tokoh lintas agama dan pengurus NU se-Jatim itu, ia juga menyampaikan pesan tentang membela negara, karena NU selalu merangkul dan menjaga persatuan untuk mendukung kedaulatan negara dan kemajemukan bangsa, termasuk dengan tokoh lintas agama pun NU senantiasa memerankan diri sebagai jembatan untuk kebersamaan.
“Untuk peran melayani umat antara lain diperankan NU dengan pendidikan dan berbagai peran untuk kemaslahatan, seperti kesehatan, pertanian, dan sosial-kemasyarakatan,” katanya dalam acara yang juga dihadiri Ketua Umum PP Muslimat NU, sekaligus Gubernur Jatim terpilih, Khofifah Indar Parawansa itu.




Sementara itu, Wakil Ketua Umum DR KH Zulfa Musthofa menegaskan bahwa tiga peran NU itulah yang membuat NU dalam usia ke-102 tahun ini menjadi ibarat pohon yang mengakar dengan akar yang menghunjam ke bawah dan cabang serta ranting yang menjulang ke atas, hingga saat ini ada banyak pengurus cabang istimewa (PCI) NU di luar negeri.
“Saya pernah ke PCI NU di Jepang yang punya banyak masjid. Kenapa NU bisa eksis?! Hal itu karena NU memosisikan seperti Rumah Bersama untuk seluruh rakyat Indonesia, baik Islam maupun non-Islam, bahkan saat saya hadir ke Halalbihalal NU di Sumba NTT, ternyata penjaga keamanan dari pemuda Katholik,” katanya.
Oleh karena itu, katanya, NU dalam usia yang satu abad lebih harus tetap istiqomah dalam visi yang digariskan para ulama untuk menjadi maslahah bagi umat, negara, dan peradaban. “Pemuda Katholik di NTT itu mengaku kami nyaman dengan NU, karena kami yang minoritas di Jawa selalu dijaga NU, jadi NU sebagai minoritas di sini juga kami jaga,” katanya, mengutip ucapan Pemuda Katholik NTT.
Dalam acara yang juga dihadiri dzurriyah NU dari KH Wahab Hasbullah/ Jombang, KH Umar Burhan/Gresik, dan H Hasan Gipo/Surabaya itu, Zulfa Musthofa menambahkan setiap zaman ada tantangan yang berbeda, seperti tantangan NU Abad Kedua adalah zaman serba digital, sehingga surat/ administrasi pun sudah pakai “Digdaya” dan respons NU dalam persoalan kemasyarakatan juga harus cepat, agar indeks kepuasaan tidak turun.
Terkait perkembangan zaman itu, Gubernur Jatim Terpilih Hj Khofifah Indar Parawansa menilai NU Jatim juga sudah “berbeda” karena Harlah ke-102 sudah banyak keluarga besar NU di badan otonom dan lembaga NU Jatim yang di-manaj profesor, profesional, dan tokoh agama muda, sehingga hal itu akan menjadi kekuatan NU kedepan yang luar biasa. “Semoga, Jatim kedepan bisa menjadi gerbang baru Nusantara,” katanya.
Dalam rakerwil, sejumlah program yang dirumuskan antara lain Satgas Aswaja Center (penguatan Aswaja), dokumen sejarah NU, Beasiswa 5.000 Santri (1.500 mahasiswa sudah di Unesa, juga ada di UPN, UTM, Unusa, Unisma), kolaborasi PTNU-APTP, penguatan riset (artikel, buku, paten), sekolah unggulan (Maarif Award), pendampingan/konsultasi hukum, keluarga maslahah/keuangan berkah, database/kolaborasi faskes, sastra pesantren, tokoh budaya, Selasa Vaganza/LTN, Asosiasi Penerbit NU, database kader berjenjang, dan sebagainya. (*/fpnu)