Jakarta (Radar96.com/NUO) – Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) Abdulla Salem AlDhaheri berkunjung ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta Pusat, Jumat (3/6/2022). Kunjungan itu diterima langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).
Pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam itu mendiskusikan banyak hal mengenai peluang untuk melakukan kolaborasi, terutama menyangkut ikhtiar jalinan kerja sama antara PBNU dan UEA di bidang pendidikan.
“Kami mendiskusikan sejumlah peluang, termasuk kerja sama untuk mengembangkan sistem perguruan tinggi di dalam NU. Banyak hal yang tadi telah kami capai sebagai kesepakatan,” ungkap Gus Yahya setelah menjamu Dubes Abdulla Salem di lantai 3 Gedung PBNU.
Komitmen kerja sama yang akan dilakukan di masa-masa mendatang itu, lanjut Gus Yahya, akan ditindaklanjuti di kemudian hari. Ia mengaku akan membalas kunjungan Dubes Abdulla Salem itu dengan datang langsung ke sejumlah kota di UEA.
“Saya sendiri akan segera menindaklanjuti dengan berkunjung ke Abu Dhabi dan Dubai untuk bertemu dengan sejumlah pihak di sana untuk menindaklanjuti menjadi kerja sama yang konkret, insyaallah,” tutur kiai yang pernah menjadi juru bicara Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu.
Sementara itu, Dubes UEA Abdulla Salem mengaku sangat berbahagia bisa bertemu Gus Yahya dan menjalin kerja sama dengan PBNU. Senada dengan Gus Yahya, ia menuturkan bahwa kedua belah pihak, antara PBNU dan UEA, akan segera membuat kesepakatan terkait kerja-kerja bersama di masa depan.
Kesepakatan untuk melakukan pengembangan pendidikan dan perguruan tinggi itu, Abdulla Salem berharap dapat memperkuat sekaligus meningkatkan hubungan baik yang telah terjalin di antara kedua pihak. “Apa yang kami lakukan di Indonesia adalah sebuah investasi bagi masyarakat lokal (di UEA) untuk memperluas wawasan dan pengalaman mereka,” ungkap Abdulla Salem.
Ia mengaku, selama dua tahun terakhir telah berlari kencang untuk menyelesaikan berbagai macam program dengan berbagai pihak di Indonesia. Abdulla Salem berharap, kerja sama yang kelak dilakukan bersama NU dapat berjalan baik.
Pada pertemuan itu, Gus Yahya ditemani oleh Sekretaris Lembaga Pendidikan Tinggi PBNU sekaligus Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta Widya Priyahita Pudjibudojo, serta Ketua PBNU H Amin Said Husni, dan beberapa pengurus harian PBNU yang lain.
R20
Pada waktu yang sama (3/6/2022), Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menerima kunjungan dari Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Komaruddin Hidayat bersama para pimpinan kampus, di lantai 3 Gedung PBNU, Jakarta Pusat.
Gus Yahya yang dalam pertemuan ini didampingi Katib Syuriyah PBNU KH Abdul Moqsith Ghazali mengatakan bahwa berdirinya UIII merupakan satu inisiatif yang patut diapresiasi. Terutama karena berupaya melakukan pengembangan wacana pemikiran keislaman ke kancah global.
Dalam kesempatan itu, Gus Yahya membeberkan agenda konferensi internasional para pemimpin agama sedunia yang akan digagas PBNU dalam rangka memperingati usia 100 tahun NU yang jatuh pada Rajab 1444 Hijriah mendatang.
Konferensi internasional yang diberi judul Religion Twenty (R20) itu akan digelar pada November 2022, berdekatan dengan pelaksanaan G20.
Pada R20 kelak, Gus Yahya mengaku akan menyiapkan fikih peradaban untuk dibahas bersama-sama, sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan dan memberikan solusi atas berbagai kemelut yang sedang dihadapi dunia Islam di dunia.
Terkait itu, Gus Yahya mengatakan bahwa NU tak mau ketinggalan untuk ikut mendapatkan manfaat dari keberadaan UIII yang memiliki visi melakukan penetrasi global wacana keislaman di Indonesia.
“NU ingin ikut-ikutan dapat manfaat dari UIII ini, terutama dan khususnya adalah upaya-upaya kita untuk melakukan peneterasi global terkait dengan wacana-wacana keislaman,” tutur Gus Yahya.
Ia berharap, kerja sama yang akan dilakukan antara PBNU dan UIII mampu memberikan kontribusi menuju solusi dari berbagai masalah yang sedang dihadapi. Internasionalisasi Islam Indonesia inilah yang kelak akan menjadi jalinan kerja sama antara PBNU dan UIII.
“Mudah-mudahan ada kerja sama yang lebih substansial yang bisa dikerjasamakan ke depan dan bersama-sama kita bisa memberi kontribusi menuju solusi dari masalah-masalah yang sekarang sedang dihadapi, terutama di dunia Islam,” ungkapnya.
Senada, Rektor UIII Komaruddin Hidayat mengatakan bahwa maksud dan tujuan dari kunjungannya ke Kantor PBNU adalah untuk berbagi pandangan dalam upaya mengembangkan Islam Indonesia. Ia berharap, Islam Indonesia dapat berpartisipasi dalam kemajuan peradaban global.
“Kami merasa ternyata banyak hal irisan yang sama, sehingga ke depan kita bisa kerja samakan. Tentu tidak sebanding antara kampus kami dengan NU yang sudah tua, lama, dan besar. Sementara kami masih baru mulai. Tapi setidaknya ada hal-hal yang bisa dikerjasamakan,” ujar Komar.
Didampingi Direktur Perpustakaan dan Kebudayaan UIII yang juga Anggota Lembaga Pendidikan Tinggi (LPT) PBNU, Syafiq Hasyim, serta Dekan Fakultas Ilmu Sosial UIII Philips Jusairo Vermonte, Komar menambahkan Kampus UIII akan menjadi laboratorium pendidikan intelektual yang mampu membantu dan ikut mengembangkan pemikiran-pemikiran para ulama NU secara formal-akademis. (*/NUO)
Sumber:
*) https://www.nu.or.id/nasional/pbnu-dan-dubes-uea-akan-jalin-kerja-sama-kembangkan-sistem-perguruan-tinggi-nu-9Okj0
*) https://www.nu.or.id/nasional/pbnu-uiii-bertekad-lakukan-internasionalisasi-islam-indonesia-d9LKq



