Jakarta (Radar96.com/NUO) – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf meminta kepada kader Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) untuk mencapai prestasi tinggi tetapi secara rombongan, bersinergi untuk berprestasi bersama-sama.
“Karena dunia semakin berat, kalian semua harus memulai tradisi berjuang bersama-sama untuk mencapai puncak prestasi secara bersama-sama,” katanya saat menyampaikan amanah pada pembukaan Kongres XX IPNU dan Kongres XIX IPPNU Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur pada Jumat (12/8/2022) sore.
Dalam hal ini, kiai yang akrab disapa Gus Yahya itu mengingatkan agar kader-kader IPNU-IPPNU juga tidak terlambat menua. Sebab, hal-hal yang lebih besar sudah menanti untuk digapai. “Ke depan, masih terbentang lebar capaian-capaian yang lebih tinggi, yang lebih besar, yang bisa kalian raih,” katanya.
Menurutnya, dahulu Soekarno telah menjadi Presiden Republik Indonesia saat usianya baru menginjak 44 tahun. Di usia yang sama, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur mendapat amanah untuk memimpin PBNU. Lebih muda dari itu, ia menyebut ayahanda Gus Dur, yaitu KH Abdul Wahid Hasyim yang sudah menjadi menteri saat usianya baru 30-an tahun dan Ketua Umum PBNU ketika berusia 36 tahun.
“Idealnya, IPNU IPPNU itu usia akhir SMP sampai dengan awal mahasiswa. Jadi, kira-kira umur 15 sampai 22 tahun. Supaya nanti umur 23 kalian sudah bisa masuk Ansor dan Fatayat. Lalu, umur 30-an bisa segera menjadi pemimpin-pemimpin Nahdlatul Ulama,” katanya.
Oleh karenanya, Gus Yahya menjelaskan bahwa yang dibutuhkan saat ini yakni satu strategi untuk mengajak generasi yang lebih muda agar terlibat di dalam aktivisme-aktivisme sosial yang lebih terarah dan lebih strategis seperti di IPNU dan IPPNU.
“Generasi sekarang menurut penelitian Alvara Research Center cenderung lebih peduli, lebih sentimentil, sekaligus lebih idealis. Kalau kita tidak menangkap kecenderungan yang sangat positif ini ke dalam satu sistem gerakan bersama-sama dengan seluruh keluarga besar NU, kita sama-sama menyia-nyiakan peluang sejarah yang sangat berharga,” ungkapnya.
Ia juga menekankan kepada kader IPNU dan IPPNU akan perlunya gerakan yang strategis dan efektif dalam mengelola kader dengan skala yang besar. Di dalam mengelola skala sosial yang begitu besar seperti Indonesia dan NU ini, biasanya orang cenderung mencukupkan dengan data-data kuantitatif untuk mengukur perkembangan yang telah dicapai.
“Tetapi sebetulnya, lebih dari itu, bangsa, negara itu membutuhkan capaian-capaian yang lebih substansial terkait dengan keadaan-keadaan nyata dari kehidupan nyata manusia-manusianya. Bukan perkembangan angka-angka tapi perkembangan SDM-nya,” tegas kiai yang akrab disapa Gus Yahya itu.
Atas dasar itu, gerakan sosial yang mampu berperan secara strategis dan efektif dibutuhkan untuk menangani masalah-masalah yang dihadapi manusia. “Kondisi kehidupan manusia yang nyata itu hanya bisa kita adrress, bisa kita tangani melalui pekerjaan-pekerjaan nyata di akar rumput, on the ground, tidak hanya dengan pantauan-pantauan dari kejauhan,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Pimpinan Pusat IPNU (PP IPNU) Aswandi Jailani menyampaikan bahwa di bawah kepemimpinannya, PP IPNU memiliki program panca-khidmat, yaitu: (1) penguatan dan konsolidasi organisasi, (2) penguatan kaderisasi, (3) pengembangan inovasi, (4) pemantapan ideologi, dan (5) ketahanan informasi.
“Alhamdulillah, penguatan atau konsolidasi organisasi kita tuntaskan periode ini meskipun belum maksimal, yaitu kita keluarkan regulasi terkait program terkait klaster dan akreditasi. Sekarang seluruh cabang dan wilayah IPNU di seluruh Indonesia melalui proses klasterisasi dan akreditasi,” terang kader IPNU asal Jambi itu.
Hajat besar pelajar NU ini dibuka secara resmi oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Prof Muhammad Mahfud MD mewakili Presiden Joko Widodo.
Saat membuka secara resmi Kongres XX Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Kongres XIX Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Prof Muhammad Mahfud MD menyampaikan bahwa bangsa Indonesia harus bersatu.
“IPNU dan IPPNU sebagai anak kandung Nahdlatul Ulama yang merupakan penyangga utama Indonesia harus menjaga kebersatuan itu dengan Islam moderatnya. Kita merdeka karena dulu bersatu,” kata Prof Mahfud.
Pria asal Madura ini juga mengajak agar IPNU dan IPPNU memegang teguh Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia. Tidak perlu untuk mengusung negara Islam.
“Saya membuka Kongres Ke-20 IPNU dan Ke-19 IPPNU atas nama Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Dengan ini mari bersama-sama membaca surat Al-Fatihah,” ujar Menko Polhukam. Dalam kesempatan ini, Prof Mahfud
Kegiatan ini dihadiri juga oleh Menteri Agama sekaligus Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor H Yaqut Cholil Qoumas dan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa (LKPP) dan Ketua Umum PP IPNU 2000-2003 H Abdullah Azwar Anas.
Hadir pula Ketua Majelis Alumni IPNU H Hilmi Muhammadiyah, Ketua Majelis Alumni IPPNU Safira Machrusa, Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga H Asrorun Niam Soleh, Anggota DPR RI Saifullah Tamliha, serta ketua umum PP IPNU dan ketua umum PP IPPNU dari masa ke masa. (*/NUO)
Sumber:
*) https://www.nu.or.id/nasional/capaian-lebih-besar-menanti-gus-yahya-ipnu-ippnu-jangan-terlambat-tua-cAfn6
*) https://www.nu.or.id/nasional/gus-yahya-kita-butuh-gerakan-sosial-yang-strategis-dan-efektif-MyuzJ
*) https://www.nu.or.id/nasional/menko-polhukam-mahfud-md-resmi-buka-kongres-xx-ipnu-dan-xix-ippnu-3lGO1