Surabaya, radar96.com – Pengurus Cabang LP Maarif NU Surabaya yang memayungi SD/MI sejumlah sekitar 100 lembaga, melakukan Ziarah Wali 8 dan sowan ke Kyai Abdul Matin Jawahir (pengasuh Pondok Pesantren Sunan Bejagung, Tuban/Wakil Rois Syuriyah PWNU Jawa Timur), menjelang penerimaan siswa baru
Dalam sambutannya, Ketua LP Ma’arif NU Surabaya H.Cholil M.Pd.I menjelaskan ziarah ini bertujuan untuk ikhtiar doa agar dalam penerimaan siswa tahun ini berhasil mendapatkan siswa yang optimal dan juga membawa keberkahan untuk sekolah Ma’arif.

“Karena tidak semua masalah bisa diselesaikan secara rasional, namun selain ada ikhtiar lahir dengan mempersiapkan sekolah kita secara fisik yang baik dan fasilitas yang tentu baik juga, agar menjadi pilihan wali murid,” katanya, didampingi Ah.Zaini Ilyas, pengurus Bidang
SD/MI LP Ma’arif Surabaya.
Selain ikhtiar lahir, katanya, juga perlu ada ikhtiar batin dengan napak tilas ziarah ke para wali 8 yang ada di Jawa Timur dan Jawa Tengah pada Sabtu dan Ahad (31 Mei – 1 Juni 2025) untuk kelancaran dan kesuksesan dalam penerimaan serta keberkahan bagi para guru dan murid Ma’arif Surabaya.
Sebagai penjaga amaliyah Ahlussunnah Wal jamaah di Surabaya, LP Maarif Surabaya berkewajiban memelihara keberlangsungan sekolah-sekolah Ma’arif Surabaya.
Setelah ziarah ke Ampel, acara dilanjutkan ke Syech Asmaroqandi, kemudian silaturrahim dan sowan kepada Kyai Abdul Matin Jawahir untuk mendapatkan tausiyah dan Ijazah doa.
Dalam sambutannya, kyai Abdul Matin menyampaikan bahwa para kepala sekolah yang hadir ke tempat saya adalah para pejuang yang harus tetap kuat berjuang di tengah kehidupan masyarakat kota dan sekolah-sekolah LP Ma’arif harus tetap hidup di tengah masyarakat kota dan yang paling penting agar tetap memelihara keikhlasan dan mendatangkan keberkahan dan juga kemanfaatan kepada masyarakat serta kebaikan kepada para murid dan walimurid yang ada di sekolah masing masing.
Untuk menguatkan semangat perjuangan para guru, Kyai Matin mengijazahkan Hizb Aurad kepada para Kepala sekolah dengan tatacara tertentu.
“Dengan hizb ini, saya berharap Bapak ibu terus maju berjuang memperjuangkan pendidikan, semoga para calon murid akan datang ke sekolah Bapak/ibu dengan membawa keberkahan,” katanya.
Kyai Abdul Matin juga bercerita bagaimana dirinya memulai membangun Pondok Sunan Bejagung dari modal nekat serta memperbanyak doa khususi sehingga pondok ini berkembang seperti sekarang, yang awalnya hanya 1 pondok tapi sekarang berkembang menjadi 3 pesantren. “Semua itu tidak ada lain karena kesungguhan dalam berjuang serta keihlasan dalam perjalanannya,” katanya.
Setelah sowan kepada kyai Abdul Matin, acara dilanjutkan ke Sunan Bonang, namun doa ziarah ke sunan Bonang dikirim dari atas bus, karena hujan.
Setelah dari Sunan Bonang, perjalanan dilanjutkan ke Sunan Muria dan sampai disana jam 23 malam, namun ziarah digeser setelah sholat subuh, karena hujan juga.
Setelah sholat sunah, para peserta langsung ke Makam sunan Muria dengan naik Gojek keatas Gunung Muria.
Setelah dari Sunan Muria, Jam 9 pagi dilanjutkan dengan ziarah ke Sunan Kudus Jam 11.00 . Dari sunan Kudus dilanjutkan ke Sunan Kalijogo Jam 12.00 yang didahului dengan Sholat dhuhur dengan Jama’ qasar. (*/fpnu)