Tulungagung, radar96.com – Di Dusun Ngelo, Desa Jengglungharjo, Kecamatan Tanggunggunung, Tulungagung, sekitar pukul 19:30 angin berhembus kencang. Mendung tebal bergelayut di angkasa seakan ingin menyaksikan warga Ngelo yang sedang guyub rukun membangun pesantren. Pada saat yang sama, Desa Jengglungharjo hingga Campurdarat diguyur hujan lebat.
Menurut Ketua RW Ngelo, Sutrisno, masyarakat Ngelo sempat merasa khawatir malam itu akan turun hujan deras, karena di acara tidak disiapkan tenda untuk jamaah. Hanya ada tenda untuk tamu khusus dan tim hadrah saja. Namun kekhawatiran itu tidak menjadi kenyataan. “Alhamdulillah tidak hujan, sehingga masyarakat dapat menghadiri acara secara kompak,” tuturnya.

Acara tasyakuran masyarakat Ngelo diawali dengan membaca tahlil, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Quran, sambutan Kapolsek, Koramil, Kepala Desa, Ketua Dewan Pembina Yayasan serta dilanjut wirid pembangunan, sebagai bentuk ikhtiar spiritual dalam merintis lembaga keagamaan.

Bagi masyarakat Dusun Ngelo, kehadliran Kapolsek dan Koramil Tanggunggunung, Kepala Desa Jengglungharjo, Rudi, serta Kepala Dusun Ngelo, Suryadi, merupakan kebahagiaan tersndiri. Untuk itulah mereka menyambut dengan hangat.
Dalam sambutannya, Kapolsek Tanggunggunung, Iptu Mujiatno, SH menuturkan bahwa
pihak kepolisian mengucapkan terima kasih pada pihak yayasan yang berkenan berkiprah di bidang agama di Dusun Ngelo Desa Jengglungharjo.
Sedangkan wakil dari Koramil menegaskan bahwa peran pendidikan sangat penting untuk mencerdaskan generasi muda. Maka pihak Koramil Tanggunggunung sangat mendukung kegiatan tersebut.
Sementara itu Kepala Desa H Rudi dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur dan dukungan atas pembangunan pesantren di wilayahnya. Ia menekankan pentingnya kehadiran lembaga pendidikan Islam untuk membina generasi penghafal Al-Quran di daerah JLS, terutama di Dusun Ngelo. “Semoga segera terwujud, sehingga akan membantu masyarakat JLS Kabupaten Tulungagung dalam membangun sumber daya manusia berbudi luhur dan berakhlak mulia,” ujar Rudi.
Rudi juga menuturkan pengalaman pribadinya memilih TK Al Azhaar Tulungagung sebagai tempat pendidikan putranya, meskipun harus menempuh jarak 35 kilometer setiap hari.
Di tempat yang sama, KH Imam Mawardi Ridlwan, selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan dan Wakil Ketua Lembaga Dakwah PWNU Jawa Timur, menegaskan bahwa masyarakat telah kompak. Karena itu pihak Al Azhaar menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada masyarakat Ngelo dan Desa Jengglungharjo secara umum.
“Yayasan Al Azhaar hanya menjalankan amanah guru kami, Abi KH M Ihya’ Ulumiddin, agar berdedikasi dan konsisten dalam membersamai masyarakat. Termasuk dalam merawat,” jelas Kiai Imam, seraya memohon dukungan dan doa dari seluruh tokoh masyarakat agar pembangunan pesantren diberi kelancaran, ridha Allah SWT, dan bernilai ibadah.
Untuk tahap awal, pembangunan akan difokuskan pada penyelesaian enam ruang kelas sebagai sarana pembelajaran. Tak lupa, Kiai Imam juga menghaturkan terima kasih kepada para dermawan yang telah menitipkan hartanya untuk pembangunan pesantren tersebut. Rangkaian acara disempurnakan dengan ceramah agama oleh Kiai Lukman, Pengasuh Pesantren Ribath Al Azhaar Tulungagung.
Prosesi peletakan batu pertama yang dilakukan tepat pukul 21.30 WIB diawali dengan doa selamatan oleh Mbah Samidi, dilanjut dengan doa pembangunan oleh Kiai Burhan. Sedangkan prosesi ikhtiar membangun diawali oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Al Azhaar Indonesia, KH Imam Mawardi Ridlwan, disusul Kepala Desa, dilanjut Kapolsek, Koramil, pengasuh Pesantren Ribath Al Azhaar Kiai Lukman Hakim, disempurnakan oleh Kasun (Oceng) Ngelo Suryadi, dan Pak RW Sutrisno serta Pak RT Purnomo. Mereka semua kompak, guyub rukun berikhtiar membangun Pesantren Ngelo.