Oleh: Imam Mawardi Ridlwan*
Saat dalam perjalanan dari calon SPPG Mojoroto Kediri pada Jum’at (19/9/2025), seorang teman Mas Ali Ahsin Lamongan mangajukan pertanyaan lewat telpon pada saya. “Bagaimana, kok banyak kasus keracunan? Siapakah yang harus bertanggung jawab?”
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) oleh Badan Gizi Nasional (BGN) telah digulirkan sejak 6 Januari 2025. Secara teknis, realisasinya bertahap. BGN menetapkan yang berhak, berwewenang dan bertanggung jawab adalah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Tim yang ada di SPPG inilah yang punya tanggung jawab penuh.
“Apakah mitra BGN lepas tanggung jawab?” tanya Mas Ahsana. Mitra BGN tidak lepas tanggung jawab, tetapi bukan dalam wewenang untuk memberi penjelasan terkait kasus keracunan. Yang punya wewenang ada tim SPPG. BGN sudah membuat aturan kinerja yang rapi. Secara garis besar, mitra bertanggung jawab dan berwewenang dalam pengadaan semua alat yang dibutuhkan oleh Kasatpel SPPG. Sedangkan terkait pengelolaan dapur SPPG dalam leader yang disebut Kasatpel SPPG bagian dari tim SPPG diwajibkan ada ahli gizi (AG). Saat ada insiden keracunan penerima manfaat, pertama yang harus memberi klarifikasi adalah AG dan Kasatpel SPPG baru mitra.
Tugas pertama dari AG adalah membuat perencanaan menu. Ia wajib membuat persentase pembagian porsi yang akan disajikan para penerima manfaat. Wajib disesuaikan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG).
Kedua, para AG bersama Kasatpel merancang kebutuhan bahan. Menentukan mitra ataukah yang belanja Kasatpel sendiri? Apabila ada insiden keracunan, maka yang perlu dicek adalah lauknya ayam, ikan atau lainnya. Siapakah suplayer saat itu? Datang pukul berapa? Apakah sudah dicek kondisi saat barang datang? Petugas penerima barang wajib membuka catatan saat menerima barang. Selanjutnya dicek proses pengolahan bahan oleh para relawan.
Ketiga, bagaimana perilaku para relawan SPPG dan cara memperlakukan bahan yang mudah terkena bakteri, seperti ayam, ikan laut, dan telor.
Keempat jangka waktu selesai pengolahan dengan waktu penyajian dan atau pemanfaatannya.
AG dalam SPPG mendapatkan amanah untuk meningkatkan status gizi para peserta didik, ibu hamil, ibu menyusui, dan juga balita. Tugasnya berat tapi tetap dibantu oleh Kasatpel SPPG.
Pemberdayaan ekonomi lokal oleh SPPG memang baik. Namun tidak boleh ada peluang ceroboh, lalai atau kesengajaan karena kurang tahu. Karena akan berdampak pada kualitas asupan makanan MBG.
Ahli Gizi Pegang Peran Penting
Peran ahli gizi (AG) pada program MBG sangat krusial. Para AG yang akan memberi kepastian keberhasilan, ketercapaian tujuan, termasuk memastikan kualitas dan standar mutu pelayanan.
AG bertugas untuk menyusun, memilih, dan menangani bahan makanan (proses pengolahan). Tujuan untuk keamanan dan kecukupan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Beberapa insiden keracunan dapat diteliti dalam pemilihan bahan makanan, dan
AG yang memegang peran ini. Salah satu pertimbangan yang penting adalah memilih untuk meminimalisir risiko dan limbah. Sebaiknya memprioritaskan pangan lokal agar sehat dan tidak berisiko busuk atau kedaluarsa. Keahlian AG akan mampu meminimkan risiko keracunan.
Salah satu langkahnya adalah melakukan edukasi pada relawan. Melakukan pengawasan yang super ketat. Pihak BGN segera turun tangan untuk pengawasan super ketat tersebut.
Terlepas dari kasus, demi kasus yang sangat memprihatinkan tidak terulang lagi, saya share ulang contoh menu agar sajian asupan makanan lebih baik. Contoh menu berikut adalah susunan menu yang berjalan di pekan kedua dan ketiga bulan September 2025.
- Hari Pertama: roti burger + patty ayam + keju slice + sayur selada + klengkeng + susu.
- Hari Kedua: nasi putih + ikan patin crispy + tempe bumbu bacem + capjay + jeruk manis.
- Hari Ketiga: nasi p + ayam kremes + tahu bumbu kecap + lalapan timun + sawo.
- Hari Keempat: nasi putih + telur bumbu rendang + orek tempe+ sambal goreng kacang panjang labu siem + pisang lavendis kuning.
- Hari Kelima: nasi + bakso kuah + tahu walik + pocoy + pepaya + susu.
- Hari Keenam: nasi kuning + daging ayam cincang + tumis tahu wortel + anggur merah + susu.
- Hari Ketujuh: nasi + krengsengan telur puyuh + bakwan jagung + sayur kunci bayam labu air + jeruk santang madu.
- Hari Kedelapan: nasi + lodho ayam + bacem tempe + jamur crispy + semangka.
- Hari Kesembilan : nasi + sarden tuna + perkedel tahu + sayur asem kacang panjang jagung + melon.
- Hari Kesepuluh: nasi + kaki naga (olahan ayam) + tumis tempe bunga kol + kelengkeng + susu.
Semua pihak punya kepentingan yang sama yaitu untuk keselamatan penerima manfaat MBG.
*Dewan Pembina Yayasan Bhakti Relawan Advokat Pejuang Islam