Probolinggo (Radar96.com) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta segera dibangun bronjong dan plengsengan yang permanen untuk mengatasi banjir akibat luapan Sungai Kedunggaleng, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Saran itu disampaikan Gubernur Khofifah sata meninjau titik-titik yang terdampak banjir akibat luapan Sungai Kedunggaleng, Kabupaten Probolinggo, Kamis (11/3) sore.
Saat itu, Gubernur Khofifah meninjau posko pengungsian dan dapur umum di Kantor Kecamatan Dringu, SDN Kedungdalem I, kemudian meninjau rumah-rumah warga yang terdampak banjir dan jembatan di Desa Kedungdalem, Kecamatan Dringu, serta meninjau Dam Mbok Siti, Desa Sumber Bulu, Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo.
Dalam peninjauan itu, Gubernur Khofifah didampingi Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari, Anggota DPR RI Hasan Aminudin, Anggota DPRD Provinsi Jatim, serta sejumlah Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim yakni Kepala Dinas Sosial Provinsi Jatim, Plt. Kepala Dinas PU SDA Provinsi Jatim, serta Plt. Kalaksa BPBD Provinsi Jatim.
Pada Rabu (10/3) sore, curah hujan intensitas tinggi dan merata di daerah hulu Sungai Kedunggaleng menyebabkan air sungai meluap dan menggenangi sejumlah jalan dan permukiman warga. Selain itu, banjir ini juga disebabkan sedimentasi dasar sungai dan sungai yang tidak mampu menampung debit air sungai yang sangat deras.
Beberapa wilayah yang terdampak banjir diantaranya Desa Kalirejo, Desa Kedungdalem, Desa Tegalrejo dan Desa Dringu di Kecamatan Dringu, Kab. Probolinggo. Banjir juga sempat menggenangi jalan raya sehingga menyebabkan kemacetan di jalur selatan Probolinggo.
Setelah melakukan peninjauan, Gubernur Khofifah mengatakan kedepan Pemprov Jatim bersama Dinas PU Kabupaten Probolinggo akan segera membuat bronjong dan dengan BBWS Brantas akan segera membuat plengsengan permanen sebagai solusi penanganan banjir akibat luapan Sungai Kedunggaleng.
“Untuk sementara ini, akan dibuat bronjong sebagai penanganan darurat di tanggul-tanggul yang jebol. Pemprov Jatim sudah melakukan koordinasi dengan BBWS Brantas dan Pemkab Probolinggo. Untuk daerah yang rawan, Pemkab Probolinggo sudah melakukan perencanaan untuk pembuatan bronjong di tanggul yang jebol,” katanya.
Kedepannya, Pemprov bersama BBWS akan membangun plengsengan lebih permanen. DED-nya sedang dihitung mungkin kurang lebih 1,5 bulan supaya titik titik rawan ini bisa dilakukan recovery lebih dulu dan selanjutnya sambil disesuaikan kemampuan anggaran di tahun 2022.
Khofifah mengatakan, Pemprov Jatim, Kementerian PUPR melalui BBWS Brantas, serta Pemkab Probolinggo sudah mengalokasikan anggaran untuk penanganan Banjir luapan Sungai Kedunggalang dan saling bersambung, sehingga dalam waktu dekat pemasangan bronjong bisa segera dimulai, sebelum nantinya akan dibangun plengsengan permanen.
“Titik-titik kritis dan strategis mana yang dipasang plengsengan lebih dulu, kemudian kita juga melihat kekuatan jembatan yang ada di tiap desa karena ini mempersambungkan dua wilayah, sehingga ini yang harus dijaga supaya bagaimana jembatan ini bisa diprioritaskan untuk membantu mobilitas masyarakat disaat plengsengan dibangun, supaya koneksitas tetap tersambung,” terangnya.
Relawan Jogo Kali
Selain menyiapkan plengsengan permanen, orang nomor satu di Pemprov Jatim ini juga meminta pada seluruh warga untuk gotong royong mengaktifkan kembali relawan Jogo Kali serta tidak membuang sampah ke sungai. Hal ini dikarenakan seringkali banjir terjadi akibat menumpuknya sampah di bantaran sungai.
“Beberapa banjir sebelumnya seperti di Gempol, Jombang dan Nganjuk juga karena menumpuknya sampah sehingga untuk mengurainya perlu alat berat. Oleh karena relawan jogo kali diperlukan karena passion dan hatinya mereka ada dalam proses penjagaan dan pengawalan supaya sungai kita bersih, serta jangan sampai sungai dijadikan tempat pembuangan sampah,” tegasnya.
Tidak hanya itu, lanjut Khofifah, dalam mengatasi masalah banjir ini diperlukan pendekatan pentahelix (pentahelix approach), yakni dengan melibatkan pemerintah, sektor swasta, akademisi, media, serta masyarakat, termasuk para relawan. Pendekatan pentahelix ini dipandang penting karena permasalahan banjir ini membutuhkan perhatian semua pihak.
“Untuk itu saya minta tolong teman-teman media menyampaikan pesan bahwa memang sungai ini harus dijaga. Termasuk ikut mengajak para relawan jogo kali, kemudian untuk sampah yang berasal dari material gunung misalnya, akan segera dilakukan antisipasinya komprehensif,” pungkasnya.
Dalam kunjungan ini, selain meninjau posko pengungsian dan juga dapur umum, Khofifah juga menyerahkan bantuan. Bantuan yang diserahkan yakni Bronjong 20 lembar, Glangsing 2000 pcs, Terpal 10 lembar, jumbo bag 30 pcs, Velbad 5 unit, chainsaw 1 unit, dan pemotong dahan 2 unit. Serta paket kebersihan 20 paket, hand sanitizer 20 liter, APD 10 pcs, sprayer 5 unit, lauk pauk 60 paket, tambah gizi 60 paket, dan paket sembako 100 paket.(*/my)