Malang (Radar96.com) – Pengasuh Pesantren Asy-Syadzili, Pasir Pakis, Malang, KH Mu’im Asy-Syadzili mengingatkan, dalam kondisi apa pun para santri tidak boleh berhenti belajar dan mengkaji Al-Quran, karena itu, kondisi pandemi Covid-19 justru harus menjadikan para santri tetap bersemangat dalam menuntut ilmu.
“Kami memaknai aktivitas sekarang dengan new-normal. Sehingga, para santri dan para ustadz harus tetap berhati-hati dalam menjaga kesehatan. Apalagi, ada anjuran untuk menaati protokol kesehatan,” tutur Gus Mun’im, panggilan akrabnya, Minggu (23/5/2021).
Pondok Pesantren Asy-Syadzili, mempunyai ciri khusus dalam mengkaji ilmu Al-Quran sebanyak 2.100 santri, putra dan putri. Para santri belajar menghafal Al-Quran (Tahfizh) bersama para ustaz, yang diasuh langsung Gus Mun’im.
Di Ponpes ini, menjadi tempat penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) yang digelar Jamiyyatul Qura’ wal-Huffazh Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur, sebelum Ramadhan 1442 H/2021.
“Alhamdulillah, para santri tetap terjaga kesehatannya. Dengan peraturan yang ketat, khususnya bila ada kunjungan dari walisantri,” tutur KH Hazimul Ahzab (Gus Hazim), mendampingi KH Mun’im Syadzili, Pengasuh Pesantren Asy-Syadzili.
Gus Hazim sempat menerima Syaiful Amin, Ketua LPBINU Jawa Timur bersama Plossa dan Amunizer. Saat itu, Minggus Hadinata, Brand Activity Executive (BAE) East Java PT Sari Enesis Indah, menyampaikan bantuan berupa, berupa Amunizer Vitamin C 1000Mg Sachet sebanyak 2.160 atau 5 karton dan Plossa inhaler Aromaterapi sebanyak 720 buah.
Ia berharap, bantuan yang diberikan dapat meningkatkan daya tahan tubuh serta membantu mencegah penyebaran Covid-19 di pesantren-pesantren di Jawa Timur yang jumlahnya terbanyak di Indonesia.
Menurutnya, bantuan Plossa dan Amunizer yang disalurkan ke pesantren ini bisa menjadi solusi mencegah penyebaran virus.
“Plossa inhaler ini memiliki fungsi yang bisa melegakan saluran pernafasan. Caranya dioleskan di kain bagian luar masker tiga kali setiap 15 menit sekali, mampu mengusir virus dan napas menjadi plong, karena memiliki kandungan menthol,” kata Minggus.
Ia menambahkan, Plossa ada 3 varian, yang salah satu variannya (Plossa Hijau) mengandung eucalyptus, sedang Amunizer merupakan minuman herbal alami, yang di dalamnya terkandung buah aldeberry dan zinc yang berfungsi untuk menjaga daya tahan tubuh secara maksimal, agar tidak gampang sakit.
“Jadi lebih dari vitamin C biasa,” tutur Minggus, menambahkan, Plossa mini dan Amunizer sudah bisa dibeli di supermarket, apotek dan toko-toko terdekat.
Badan Litbang Kementerian Pertanian berhasil melakukan uji lanjutan terhadap eucalyptus. Hasilnya, zat aktif Eucalyptol dapat menjadi pilihan pengobatan yang potensial, karena berdasarkan hasil uji molekuler docking mampu mengikat Mpro pada virus SARS-CoV-2 sehingga sulit bereplikasi.
Daun eucalyptus memang sudah dikenal sejak lama memiliki banyak khasiat dalam meredakan penyakit seperti gejala batuk, pilek, hidung tersumbat dan penyakit lainya. Eucalyptus sudah banyak digunakan dalam pengobatan di Cina, India, Yunani dan eropa selama ribuan tahun sebagai produk minyak angin, aromaterapi dan balsem. Dalam produk Plossa terdapat kandungan eucalyptus. Yakni, Plossa Minyak Angin Aromaterapi Eukaliptus.
Eucalyptus adalah jenis tanaman asli benua Australia, namun saat ini tanaman eucalyptus sudah banyak tumbuh diberbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Hingga Saat ini ada lebih dari 400 spesies eucalyptus yang berbeda.
Tanaman ini memiliki kulit kayu yang memiliki getah, tanaman ini memiliki batang yang panjang dan daun melingkar yang daunya sulit dicerna jika dimakan secara utuh. Tanaman eucalyptys memiliki khasiat yang berasal dari minyak atsiri, minyak ini berasal dari daun eucalyptus, daun ini kemudian dikeringkan, lalu dihancurkan dan selanjutnya disuling untuk mendapatkan minyak esensial. Nah minyak inilah yang digunakan sebagai parfum, antiseptic, bahan kosmetik dan lain-lain.
Daun Eucalyptus yang diproses dengan disuling akan menghasilkan minyak yang tidak berwarna namun memiliki aroma yang kuat, minyak ini mengandung 1,8 – cineole yang biasa juga dikenal sebagai eucalyptol.
“Ya, kami berharap semua ini merupakan perhatian dan kepedulian bersama dalam memajukan aktivitas pendidikan Islam khas di bumi Nusantara,” tutur Syaiful Amin, Ketua LPBINU Jawa Timur. (*/my)