Sidoarjo (Radar96.com) – Penampilannya kalem, sopan dan rendah hati (tawadhu). Dialah Wilda Al Aluf Arifin, Runner Up Duta ISNU Jawa Timur 2019. Mahasiswi program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (UNUSIDA) itu patut menjadi teladan pada Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2021.
“Dia pernah mendapat penghargaan dari Pimpinan Cabang ISNU Sidoarjo atas prestasinya di ajang bergengsi yang kali pertama digelar secara ‘wah’ oleh PW ISNU Jatim di salah satu mall di Surabaya itu,” kata Ketua Pimpinan Cabang ISNU Sidoarjo, Dr. H. Sholehuddin, S.Ag, M.Pd.I, di Sidoarjo, Selasa (26/10/2021).
Dengan kontestasi secara ketat, dia pun berhasil menyingkirkan ratusan peserta yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Timur dan berhasil menyabet juara, meski harus puas di urutan kedua.
Selain sebagai Duta ISNU Jatim, dia pernah menjadi Ning PGSD 2019. Memang, jika dilihat dari jejak digitalnya, mahasiswi semester VII itu aktif di berbagai kegiatan kepemudaan. Dia tercatat sebagai pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Dia juga aktif di Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Wadungasih Kec. Buduran Kab. Sidoarjo.
Tidak hanya aktif di ormas kepemudaan di kalangan NU, gadis 21 tahun itu juga hingga kini masih aktif di Duta Pemuda Sidoarjo. Dia pernah menjadi peserta Jambore Pemuda Sidoarjo dan menjadi duta Jambore Pemuda Jatim di Pamekasan 2019.
“Tentu tidak banyak aktivis pemuda NU yang sampai merambah kegiatan kepemudaan yang biasanya diisi oleh kalangan umum (non santri),” katanya.
Cat Walk dan Public Speaking
Dalam dunia model, Aluf yang juga salah satu penerima laptop dari Menristekdikti M. Natsir karena Indeks Prestasi tertinggi (3,92) itu pun cukup lihai berjalan di atas kanvas. Beberapa event model pernah diikuti, termasuk sesi foto model di beberapa lokasi, dia sangat terlihat berkarakter.
Tentu tidak sembarang orang mampu melakukan jika tidak terlatih dan punya talenta.
“Begitu pula dalam hal komunikasi. Ketika saya minta memberikan ucapan selamat pada sebuah kegiatan ISNU Sidoarjo beberapa waktu lalu, dengan penuh percaya diri dan tutur kata yang lancar dan retorika yang pas, di luar dugaan ia mampu merangkainya dengan kata-kata sesuai tema dan penuh makna,” katanya.
Merintis LBB Plus
Dalam kegiatan sosial, Aluf bersama beberapa mahasiswa mendirikan Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) Sumber Ilmu di kampungnya di Wadungasih.
Menariknya, LBB yang dikelola itu berbasis keagamaan atau plus keagamaan. Biasanya Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) atau Madin sebagai basis utama plus pelajaran umum.
Tapi, kali ini, ia berani melakukan terobosan dengan mengangkat LBB sebagai ikonnya.
Di LBB ini, selain peserta mendapat bimbingan mata pelajaran sekolah, mereka juga diajari ubudiah, seperti pembiasaan shalat berjamaah. Tidak banyak model LBB semacam ini.
“Bagi saya ini hal menarik, apa lagi dengan maraknya Bimbel yang secara ideologis tidak berafiliasi ke Nahdlatul Ulama. Maka, LBB Plus semacam ini perlu mendapat support dari kalangan NU sekaligus bisa menjadi model. NU harus hadir melalui banom dan lembaga yang selama ini belum menyentuh sub sistem pendidikan non formal itu,” katanya.
Hadirnya Aluf, merupakan satu di antara fenomena di kalangan aktivis NU yang perlu banyak dieksplore untuk
Menjadi role model kader lintas kepemudaaan yang tidak banyak dimiliki kalangan pemuda NU. (*/isnusida)