Surabaya (Radar96.com) – Epidemolog Dr. Windhu Purnomo memuji langkah Forkopimda Jatim dalam penanganan penyebaran covid-19 varian B.1.1.529 (omicron) di Jawa Timur.
Apresiasi itu disampaikan dalam paparannya di Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Covid 19 dan kedatangan PMI yang dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Surabaya (24/1).
Pujian tersebut diberikan atas hasil assessment situasi Covid-19 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI per 21 Januari 2022 yang menunjukan 8 indikator penentunya, Jatim masuk dalam kategori memadai dan menjadi yang terbaik dengan Kabupaten/Kota yang masuk level 1 paling banyak di Indonesia.
Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmedagri) Nomor 5 Tahun 2022, Jatim memiliki 26 Kabupaten/Kota yang masuk dalam kategori Level 1. Selain itu, 11 Kab/Kota dalam kategori Level 2 dan 1 Kabupaten dalam kategori level 3.
Jatim menduduki peringkat pertama diantara provinsi se Jawa-Bali (untuk Kab/Kota terbanyak kategori level 1. Rincinya, DKI Jakarta memiliki 6 kab/kota dalam kategori Level 2, Jawa Barat memiliki 10 Kab/Kota kategori level 1 dan 17 Kab/kota kategori level 2.
Berikutnya, Banten memiliki 8 Kab/Kota kategori level 2. Jawa Tengah memiliki 16 Kab/Kota kategori level 1 dan 19 Kab/Kota kategori level 2, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki 5 Kab/kota kategori level 2, terakhir untuk Bali memiliki 9 Kab/Kota kategori level 2.
Saat ini, cakupan vaksinasi dosis pertama di Jatim sudah mencapai 86.99 persen, sedangkan untuk dosis pertama dengan sasaran lansia telah mencapai 71.37 persen.
Atas apresiasi tersebut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga disiplin protokol kesehatan (prokes) dan juga mempercepat vaksinasi bagi yang belum mendapatkan suntikan sama sekali ataupun yang belum lengkap dosis vaksinnya.
“Perisai untuk melawan varian omicron adalah prokes dan vaksinasi.
Jadi, Prokes penting untuk selalu diterapkan, jangan sampai lengah, ini perisai pertama. Begitu juga vaksin, akan menjadi perisai lapis keduanya,” ucap Gubernur Khofifah.
Khofifah menjelaskan, varian baru Omicorn ini harus ditangani secara komprehensif tanpa menimbulkan kepanikan dan keresahan ditengah tengah masyarakat. Apalagi, prediksi dari Menko Marves dan Menkes bahwa lonjakan Omicorn dari mulai pertengahan Februari sampai Maret. (65 hari dari pernyataan Menkes pada tanggal 16 Januari 2022).
“Bagaimana seluruh elemen di Jawa Timur ini bekerja sama untuk menangani varian omicron secara komprehensif, waspada dan siaga tanpa menyebabkan kepanikan di masyarakat,” ungkapnya
Berdasarkan data Institute of Tropical Disease (ITD) Unair per 22 Januari 2022 tercatat ada 26 kasus omicron yang tersebar di 7 kab/ko di Jatim. Sedangkan untuk prosentase tracing di Jatim berada dalam kategori memadai yakni 15,16 tiap 1 kasus. Namun, Bed Occupancy Rate (BOR) cenderung tidak mengalami kenaikan yakni 1,99 persen.
Pemprov Jatim, lanjut Khofifah terus menyiagakan fasilitas kesehatan seperti konversi tempat tidur (TT) 30-40 persen dari total kapasitas Rumah Sakit. Penataan sistem rujukan dan pemantauan isoman dengan pemanfaatan telemedicine juga dioptimalkan. Juga, APD, Oksigen hingga Alkes serta pencatatan dan pelaporan data terus disiapkan.
Dalam upaya pencegahan varian omicron di Jatim, Pemprov Jatim bersama Forkopimda juga terus memantau secara ketat penanganan kepulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang gelombang pertama tiba di Bandara Juanda sebanyak 129 orang PMI dari Malaysia (22/1/22).
“Berkaca dari penanganan lonjakan kasus varian delta pada pertengahan tahun 2021, upaya kolaboratif dengan mengedepankan pendekatan sains dan kolaboratif mampu menaklukkan varian delta. Mari kita bersinergi dan maksimalkan kolaborasi untuk memitigasi lonjakan kasus Omicron di bulan Februari-Maret ini,” pungkasnya. (*/hmn)