Surabaya (MAS) – Badan Pengelola Pelaksana (BPP) Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) dan Yayasan Tahfidz Sulaimaniyah Surabaya, Jawa Timur, melibatkan empat dokter asal Turki dan 10-an dokter asal Surabaya dalam Khitanan Massal di Ruang Al-Marwah MAS, 23-24 Desember 2024.
“Ini (Khitanan Massal) merupakan kegiatan rutin yang kami laksanakan setiap tahun dan sejak tahun lalu atau dua tahun ini berkolaborasi dengan Masjid Al-Akbar,” kata Ketua Yayasan Sulaimaniyah Cabang Perak-Surabaya, Aniq Ubaidillah, di MAS Surabaya, Selasa.

Didampingi Kaur Kemasyarakatan dan Remas MAS Gana Hascarya, M.Pd.I, Ketua Panitia Khitanan Massal 2024 Yayasan Sulaimaniyah itu menjelaskan peserta khitanan massal tahun ini ditarget 500 anak, sementara target peserta tahun lalu (2023) juga 500 anak, tapi faktanya mencapai hampir 1.000 anak.
“Dari target 500 anak peserta Khitanan Massal pada 23 dan 24 Desember 2024 sudah tercatat 280 anak pada hari pertama (23/12/2024). Jadi, kuota peserta untuk hari Selasa (24/12) tinggal 220 anak, tapi bisa lebih,” katanya.
Pada hari pertama (23/12/2024), peserta tertua bernama Rizky Raditya (lahir 5/2/2006 atau usia 18 tahun 11 bulan) dan peserta termuda bernama Arsa Ronika Sadewa (lahir 22/11/2024 atau usia 1 bulan). Peserta terjauh dari Pare, Kediri, yakni Adwa Rayyan Zahi.
Tentang dokter dari Turki, ia menjelaskan Yayasan Tahfidz Sulaimaniyah yang memiliki 15 pesantren tahfidz di Indonesia memang berpusat di Turki dengan tujuan membangun Generasi Qur’ani, meski ada 10 persen santri non-tahfidz (mahasantri). Yayasan ini menyebar pada sekitar 100 negara, termasuk beberapa negara di Eropa dan Asia Pasifik.
Sementara itu, Sekretaris BPP MAS H Helmy M Noor menyampaikan apresiasi kepada Yayasan Sulaimaniyah yang mengadakan kegiatan sosial-kemanusiaan dengan menjalin kolaborasi dengan Masjid Al-Akbar, seperti Khitanan Massal dan Khataman Qubro.
“Masjid Al-Akbar sebenarnya sudah lama melakukan Khitanan Massal secara rutin pada setiap liburan sekolah tiap tahun, tapi sejak berkolaborasi dengan Yayasan Sulaimaniyah, peserta semakin membeludak. Biasanya hanya 200-an peserta, tapi sekarang 500-1.000-an,” katanya. (*/mas)