Tulungagung, radar96.com – Gedung NU tingkat ranting, Desa Serut, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, mendapat kehormatan menjadi tempat penutupan kegiatan rutin bulanan Rijalul Ansor, Anak Cabang Boyolangu, sebelum memasuki bulan Ramadhan 1446 H.
Di gedung NU Ranting Serut, yang menjadi satu-satunya desa di Tulungagung yang memiliki gedung itu menjadi tempat pelaksanaan penutupan Rijalul Ansor Anak Cabang Boyolangu yang bertepatan dengan peringatan malam Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, Minggu (26/01).

Di hadiri ratusan anggota ansor se Kecamatan Boyolangu, kegiatan Rijalul Ansor terasa lebih khidmat dengan kehadiran perwakilan pengurus MWC NU Boyolangu, pejabat pemerintahan kecamatan Boyolangu, perangkat Desa Serut dan juga beberapa perwakilan banom NU tingkat ranting Serut.

Dalam sambutannya, Ketua NU Ranting Serut sekaligus Katib Syuriah MWC NU Boyolangu, Kiyai Asngari menyampaikan penting dan keharusan bagi seluruh anggota NU sebagai pelaksana akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah an Nahdliyah tidak terkecuali Ansor, untuk senantiasa dekat dengan ulama
“NU didirikan oleh ulama, diurusi oleh ulama, sehingga kita jangan sampai jauh dari ulama”, tegas Kiyai Asngari.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Pesulukan Wajak Kidul, Kiyai Badrun Munir dalam mauidhoh nya menjelaskan banyak hal mengenai hikmah yang terkandung dalam peringatan isra’ dan mi’raj.
Dijelaskan oleh Kiyai Badrun Munir, isra’ mi’raj memiliki beberapa pesan hikmah yang dapat menjadi suri tauladan bagi umat muslim khususnya warga nahdliyin, yaitu :
- Identitas kehambaan.
Tingginya derajat kehambaan Nabi Muhammad sebagai utusan, tetapi Nabi Muhamnad tidak pernah menahbiskan dirinya sebagai rosul (utusan). Hal tersebut dibuktikan ketika terjadi “perjanjian hudaibiyah” dengan orang yahudi. Nabi Muhammad tidak menyebut muhammad rosululloh, tetapi sebagai muhammad ibni abdillah. - Pembekalan dakwah.
Nabi Muhammad SAW sebelum isra’ mi’raj mendapatkan banyak ujian dari Alloh SWT. Sehingga ketika terjadi mi’raj, diperlihatkan kepada Nabi Muhammad semua baik kehidupan surga dan neraka sebagai balasan bagi umat manusia ketika hidup di dunia - Penyampaian risalah kebenaran.
Dijelaskan oleh Kiyai Badrun Munir keharusan menyampaikan sebuah kebenaran dan kebaikan meskipun dengan resiko dibenci serta dijauhi oleh orang lain. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW menyampaikan peristiwa isra’ mi’raj kepada masyarakat makkah, tetapi tidak ada yang mempercayai (hanya Siti Khadijah dan sahabat Abu Bakar yang mempercayai). - Penjaga agama Alloh.
Adanya peristiwa isra’ dan mi’raj memberikan kewajiban kepada umat Muhammad untuk melaksanakan kewajiban sholat 5 waktu. Sholat merupakan bukti bahwa sesorang adalah sebagai seorang muslim sekaligus sebagai pembeda dengan pemeluk agama lain.
Selain itu, senyampang dengan yang disampaikan Kiyai Asngari, Kiyai Badrun Munir juga menegaskan, ansor sebagai perus perjuangan ulama sekaligus benteng utama kiyai harus selalu saling merapatkan barisan jangan jauh dari ulama dan kiyai.
“Sebagai benteng utama ulama dan kiyai, maka ansor harus merapatkan barisan, jangan sampai jauh dengan ulama dan kiyai”, tutup Kiyai Badrun Munir. (*/mlq)