Jakarta (Radar96.com) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan isolasi terhadap 3.636 pekerja migran di Asrama Haji sejak 28 April 2021 hingga kini. Semuanya telah dilakukan PCR dan ditemukan 33 orang yang positif COVID-19.
“Bagi yang positif COVID-19 segera kami isolasi di RS Darurat Lapangan Indrapura dan RS Rujukan COVID-19. Sedangkan bagi pasien yang negatif akan dilakukan penjemputan oleh kabupaten dan kota masing-masing,” kata Khofifah di sela agenda kerjanya di Jakarta, Selasa (4/5/2021).
Hal itu menanggapi pengumuman Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bahwa telah ditemukan mutasi virus varian baru dari India, Inggris, dan Afrikas Selatan (Afsel) yang telah masuk ke Indonesia.
“Bersama berbagai pihak, kami sedang memperketat pintu masuk Internasional di Jatim, diantaranya dengan pihak TNI/Polri, KKP, serta Dinas Perhubungan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Dinas Kesehatan Jawa Timur,” katanya.
Menurut orang nomor satu di Pemprov Jatim ini, pengetatan dilakukan, salah satunya dengan memastikan semua pekerja migran aman dan dilakukan testing maupun isolasi untuk mencegah masuknya varian India, Inggris dan Afsel.
“Pemprov Jatim saat ini sangat concern dengan adanya mutasi virus varian baru dari India, Inggris dan Afsel dan berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah varian tersebut masuk di Jatim. Karenanya, kami melakukan isolasi bagi para pekerja migran yang baru datang di Jatim,” katanya.
Terkait deteksi mutasi, Pemprov Jatim juga telah bekerjasama dengan Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga untuk melakukan sequence genetik atau whole genome sequencing sebagai upaya genomic surveilance atau deteksi dini adanya mutasi varian India, Inggris dan Afsel.
“Alhamdulillah, sampai hari ini berdasarkan laporan dari ITD Unair, telah ada 109 sampel dari Jawa Timur yang telah dilakukan sekuensing, dimana 86 sampel telah diunggah ke dalam database genome COVID-19 Internasional GISAID. Sampai hari ini belum ditemukan mutasi varian India, Inggris dan Afsel di Jatim,” katanya.
Meskipun demikian, Khofifah mengatakan bahwa pencegahan penyebaran mutasi ini juga membutuhkan kolaborasi dari berbagai fihak. Ini penting, sebab meskipun virus COVID-19 telah bermutasi, namun pencegahannya tetap sama yaitu dengan patuhi protokol kesehatan
“Upaya pencegahan mutasi masuk dan menyebar di Jatim membutuhkan kerja keras dari semua fihak, upaya karantina massal, genomic surveilance yang telah dilakukan tentunya masih sangat membutuhkan partisipasi Masyarakat dengan patuh protokol kesehatan,” tegas Khofifah.
Khofifah menambahkan, bahwa pengetatan untuk mengantisipasi masuknya varian virus baru ini juga diiringi dengan vaksinasi masif yang terus dilakukan Pemprov Jatim.
Berdasarkan data Dinkes Jatim, untuk vaksinasi dosis pertama tercatat sebanyak 2.003.205 orang dan vaksinasi dosis kedua tercatat sebanyak 1.106.830 orang. Jumlah ini adalah yang tertinggi di Indonesia berdasarkan data Kemenkes RI per 3 Mei 2021
“Meskipun vaksinasi terus dimasifkan, namun yang terpenting tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Karena saat ini protokol kesehatan masih terbukti efektif untuk mencegah penularan COVID-19 meskipun sudah bermutasi,” pungkasnya.
Untuk diketahui, terdapat ruang isolasi terpusat yakni Asrama Haji Surabaya bagi semua Pekerja Migran Indonesia dan 20 hotel di Surabaya untuk semua kedatangan dari luar negeri lainnya . (*/hmn)