By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
  • Home
  • Nahdliyyin
  • Sospol
  • Milenial
  • Gus File
  • Warta DigitalNew
Search
MORE MENUS
  • Kultural
  • Kolom
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Tasawuf Urban
  • Berita Foto
  • Gus File
  • Inforial
  • Jatim Update
  • Opini
  • Siaran Pers
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
Reading: Pengalaman “Menjadi” Presiden
Share
Sign In
Font ResizerAa
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
Font ResizerAa
  • Home
  • Warta DigitalNew
  • Nahdliyyin
  • Milenial
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Sospol
  • Inforial
  • Kolom
  • Kultural
  • Gus File
  • Tasawuf Urban
Search
  • Home
  • Warta DigitalNew
  • Nahdliyyin
  • Milenial
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Sospol
  • Inforial
  • Kolom
  • Kultural
  • Gus File
  • Tasawuf Urban
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
radar96.com | Berkarakter dan Edukatif > Blog > Gus File > Pengalaman “Menjadi” Presiden
Gus File

Pengalaman “Menjadi” Presiden

Radar96 Nusantara
Last updated: 01/08/2021 11:27
Gus File 261 Views
Share
2 Min Read
KH Yahya Cholil Staquf, Katib Aam Syuriah PBNU/Watimpres (*/lokadata.id)
SHARE

Malam itu, sidang terakhir KTT OKI di Doha, Qatar, berlangsung hingga agak larut. Sekitar jam 11 malam waktu setempat baru usai. Keluar ruang sidang, Presiden Abdurrahman Wahid kelihatan capai sekali. Padahal sepuluh menit lagi upacara penutupan.

“Aku nggak kuat lagi ini,” kata Presiden. “Aku mau langsung tidur saja. Biar Yahya (KH Yahya Cholil Staquf)
yang nggantiin ikut penutupan!”.

Semua orang melongo, tapi tak ada yang berani membantah.

Di ruang sidang saya bingung: hanya dua kursi tersedia, satu untuk Presiden, satunya lagi untuk Menteri Luar Negeri.

“Saya duduk di mana, Pak Alwi?”

Iklan.

“Ya di situ!,” Pak Alwi Shihab (Menlu) menunjuk kursi Presiden.

“Itu ‘kan ada tag-nya Presiden RI … kita tukeran aja deh …,” saya merengek.

“Nggak bisa! Saya Menteri Luar Negeri. Harus duduk di kursi saya sendiri!”

Saya celingak-celinguk. Para Kepala Negara sudah duduk dengan anggunnya di singgasana masing-masing. Kecut hati saya. Pantat saya cuma kelas kendil. Mana pantas ditaruh di singgasana semulia itu?

“Perintah Presiden begitu, ya harus taat dong!” Pak Alwi mendesak.

Upacara hendak dimulai dan tak ada waktu untuk berdebat lagi. Saya terpaksa duduk dengan pantat yang minggrang-minggring.

Di belakang podium utama yang megah, terpasang layar tivi real time sepenuh dinding. Di tengah pidato penutupan oleh Raja Qatar, tiba-tiba tampang saya muncul di layar lebar itu! Dari shoot out, pelan-pelan mendekat sampai full-close up. Cukup lama saya dibegitukan–lebih dari tiga menit, saya kira …, atau satu abad–sehingga saya jengah luar biasa.
Berusaha pasang muka serius, jadinya merengut. Maunya senyum, malah kelihatan nyengir! Sudah itu kamera pelan-pelan bergerak turun, ganti menyorot name-tag di meja saya: “President of The Republic of Indonesia”!

Saat itulah saya jadi mengerti. Rupanya Presiden sengaja merancang siasat pengamanannya sendiri. Kalau ada sniper mengincar, pasti akan bingung: “Apakah Presiden Indonesia mlungsungi?”. Hehe…

(Sumber: KH Yahya Cholil Staquf, Katib Aam Syuriah PBNU/Watimpres)

Iklan.

You Might Also Like

23 Tahun, Istri Gus Dur Berkeliling Membersamai Dhuafa dan Kaum Marginal

Gus Dur

Etika Politik Gus Dur

“Amanat Ciganjur” Ingatkan Pemilu 2024 Tak Sekadar Berebut Kuasa

Gus Dur dan Jejak Perayaan Imlek di Indonesia

Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Previous Article Masjid, Islam, dan Sekulerisme di Turki (1)
Next Article Anggota DPRD Jember minta Gubernur Khofifah pastikan ketersediaan vaksin

Advertisement

Iklan.

Iklan.

Berita Terbaru

Ego Tinggi dan Tak Kuat Godaan saat Sukses, Penyebab Gagal Berkarier
Sospol
Unusa dan BAZNAS Surabaya Jalin Kerja Sama Beasiswa Pendidikan
Sospol
Unusa Ajak Gabung Peneliti Asing untuk Program Postdoctoral
Sospol
LP Maarif NU Jatim Lakukan Reaktualisasi Pembelajaran Aswaja dengan STEIM
Nahdliyyin

You Might also Like

Gus File

GUS DUR DAN MAULID YESUS KRISTUS

25/12/2022
Gus File

Denny Cak Nan dan 5 Gus Manggung Bareng dalam Konser Akhir Tahun di Unesa

16/11/2022
Gus File

Alissa Wahid Raih Penghargaan NPPVA dari Jepang

31/10/2022
Gus File

Gusdurian Desak Demokratisasi Ekonomi dan Perhatian kepada UMKM

18/10/2022
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
Follow US
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?