By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
  • Home
  • Nahdliyyin
  • Sospol
  • Milenial
  • Gus File
  • Warta DigitalNew
Search
MORE MENUS
  • Kultural
  • Kolom
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Tasawuf Urban
  • Berita Foto
  • Gus File
  • Inforial
  • Jatim Update
  • Opini
  • Siaran Pers
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
Reading: Ust Adi Hidayat menyoal Doa Iftitah “Inni Wajjahtu” (dan “Risalah” KH Hasyim Asy’ari)
Share
Sign In
Font ResizerAa
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
Font ResizerAa
  • Home
  • Warta DigitalNew
  • Nahdliyyin
  • Milenial
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Sospol
  • Inforial
  • Kolom
  • Kultural
  • Gus File
  • Tasawuf Urban
Search
  • Home
  • Warta DigitalNew
  • Nahdliyyin
  • Milenial
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Sospol
  • Inforial
  • Kolom
  • Kultural
  • Gus File
  • Tasawuf Urban
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
radar96.com | Berkarakter dan Edukatif > Blog > Kontrahoax > Ust Adi Hidayat menyoal Doa Iftitah “Inni Wajjahtu” (dan “Risalah” KH Hasyim Asy’ari)
Kontrahoax

Ust Adi Hidayat menyoal Doa Iftitah “Inni Wajjahtu” (dan “Risalah” KH Hasyim Asy’ari)

Radar96 Nusantara
Last updated: 08/09/2021 12:21
Kontrahoax 2.1k Views
Share
5 Min Read
SHARE

Oleh Ma’ruf Khozin *)

Menurut Ust Adi Hidayat dalam riwayat Muslim, doa Iftitah ini tidak menyebut kalimat “INNI WAJJAHTU”, namun langsung Wajjahtu Wajhiya dst. Yaitu:

وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Sedangkan riwayat yang menyatakan “inni Wajjahtu” terdapat dalam riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad bin Hanbal dan sebagainya. Itupun bukan dalam tata cara shalat, namun TATA CARA MENYEMBELIH HEWAN QURBAN:

ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ، ﻗﺎﻝ: ﺿﺤﻰ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻮﻡ ﻋﻴﺪ، ﺑﻜﺒﺸﻴﻦ ﻓﻘﺎﻝ: ﺣﻴﻦ ﻭﺟﻬﻬﻤﺎ ﺇﻧﻲ ﻭﺟﻬﺖ ﻭﺟﻬﻲ ﻟﻠﺬﻱ ﻓﻄﺮ اﻟﺴﻤﻮاﺕ ﻭاﻷﺭﺽ ﺣﻨﻴﻔﺎ، ﻭﻣﺎ ﺃﻧﺎ ﻣﻦ اﻟﻤﺸﺮﻛﻴﻦ ….

Iklan.

Dengan penuh kemantapan, Ust Adi Hidayat mengaku telah membuka ribuan kitab hadis dan tidak menemukan “Jangankan yang daif, hadis palsunya saja tidak ada”, kata beliau. Inilah yang memicu warga NU, termasuk Ketua PWNU Jatim KH Marzuqi Mustamar, untuk memberi tanggapan dan jawaban.

Benarkah tidak ada hadis Iftitah yang didahului kalimat “INNI…”?
Ada, yaitu:

ﻭﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺭاﻓﻊ ﻗﺎﻝ: ﻭﻗﻊ ﺇﻟﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﻓﻴﻪ اﺳﺘﻔﺘﺎﺡ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ – ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻛﺎﻥ ﺇﺫا ﻛﺒﺮ ﻗﺎﻝ: ” ﺇﻧﻲ ﻭﺟﻬﺖ ﻭﺟﻬﻲ ﻟﻠﺬﻱ ﻓﻄﺮ اﻟﺴﻤﺎﻭاﺕ ﻭاﻷﺭﺽ ﺣﻨﻴﻔﺎ ﻭﻣﺎ ﺃﻧﺎ ﻣﻦ اﻟﻤﺸﺮﻛﻴﻦ …

Dari Abu Rafi’ ia berkata: Telah sampai padaku sebuah surat yang berisi Iftitah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, bahwa jika Nabi bertakbir maka beliau berdoa: Inni Wajjahtu ….

Al-Hafidz Nuruddin Al Haitsami berkata:

ﺭﻭاﻩ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ ﻓﻲ اﻟﻜﺒﻴﺮ ﻭﻓﻴﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺇﺳﺤﺎﻕ ﻭﻫﻮ ﺛﻘﺔ ﻭﻟﻜﻨﻪ ﻣﺪﻟﺲ ﻭﻗﺪ ﻋﻨﻌﻨﻪ ﻭﺑﻘﻴﺔ ﺭﺟﺎﻟﻪ ﻣﻮﺛﻘﻮﻥ

Diriwayatkan oleh Thabrani. Di dalamnya terdapat Muhammad bin Ishaq, ia terpercaya, namun ia perawi mudallis (menyamarkan) dan ia menyampaikan dengan redaksi ‘an’anah. Para perawi lainnya dinilai terpercaya. (Majma’ Az-Zawaid)

Ilustrasi Bagian Kitab “Risalah Ahlussunnah wal jamaah” karya Hadratussyeikh KH Hasyim Asy’ari yang sengaja di-skip oleh Ust Adi Hidayat. (*/Amughni)

Ya, kita tidak pernah mengusik, menyalahkan, apalagi membidahkan amalan dan tata cara ibadah saudara Muslim kita yang lain, paling-paling cuma ‘ngelirik’, kok beda, begitu saja. Karena Kyai-kyai kita di pesantren memang tidak mengajarkan berbuat jelek kepada orang lain.

Jadi, Doa Iftitah dengan menambah kalimat “inni…” itu Boleh berdasarkan hadits dari Abu Rafi’ dan Al-Hafidz Nuruddin Al Haitsami dalam Majma’ Az-Zawaid.

Jika masih menyanggah dengan dalih riwayat Muhammad bin Ishaq adalah hadis Munkar karena bertentangan dengan perawi yang lebih tsiqah, maka jawabannya adalah boleh menambahkan bacaan di dalam shalat selama bacaan itu bersumber dari Al Qur’an atau hadis.

Terlebih lagi kalimat “inni Wajjahtu…” terdapat dalam surat Al-an’am 79 sebagai doa Nabi Ibrahim alaihis salam. Mana dasarnya? Yaitu Ibnu Umar menambahkan beberapa bacaan dalam Tahiyat:

ﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﻤﺮ، ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻲ اﻟﺘﺸﻬﺪ: “اﻟﺘﺤﻴﺎﺕ ﻟﻠﻪ اﻟﺼﻠﻮاﺕ اﻟﻄﻴﺒﺎﺕ، اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ ﺃﻳﻬﺎ اﻟﻨﺒﻲ ﻭﺭﺣﻤﺔ اﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ – ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ اﺑﻦ ﻋﻤﺮ: ﺯﺩﺕ ﻓﻴﻬﺎ: ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ – اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻭﻋﻠﻰ ﻋﺒﺎﺩ اﻟﻠﻪ اﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ، ﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ اﻟﻠﻪ – ﻗﺎﻝ اﺑﻦ ﻋﻤﺮ: ﺯﺩﺕ ﻓﻴﻬﺎ: ﻭﺣﺪﻩ ﻻ ﺷﺮﻳﻚ ﻟﻪ – ﻭﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻣﺤﻤﺪا ﻋﺒﺪﻩ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ”

Bacaan Syahadat di dalam Tahiyat ditambah oleh Ibnu Umar: Wahdahu la syarika lahu (HR Abu Dawud). Ulama salafi Wahabi juga menilai sahih.

*) Penulis adalah anggota Aswaja Center PWNU Jatim (2017).

*) Penulis NU lainnya, Ahmad Mughni, juga menyoroti Ust Adi Hidayat yang juga menyoal “Risalah” karya KH Hasyim Asy’ari :

Saya pernah menyimak saat Ust Adi Hidayat (UAH) mengaji kitab Risalah Ahlussunnah wal jamaah yang merupakan karya tulisan KH Hasyim Asy’arie. Bahasan tentang MBAW, Ibn Taymiyah, Rasyid Ridho maupun Abduh di-skip UAH dengan langsung loncat ke bahasan Syi’ah Rafidah dan Abahiyyun ….

Bahasan yang kedua malah ironisnya digunakan untuk menyindir-nyindir banyak kyai NU dalam bahasan-bahasan selanjutnya. Perilaku UAH macam itu sebenarnya bukan hanya tidak jujur, tapi seakan-akan mendasarkan kajiannya pada pendapat KH Hasyim Asyarie tapi dipilah pilih mana yang tidak menguntungkan dirinya tak disampaikan, lalu yang menjadi agendanya dilebar-lebarkan ke mana-mana. Digunakan pula qoul Hadratussyaikh untuk menyerang (dengan samar) Jamiyyah yang didirikan KH. Hasyim Asy’arie tersebut.

Sejak saat itu, UAH ini termasuk paling licin, dan banyak warga yang mengaku nahdliyin kepincut (tertipu) tampilan beliau. Simak saja link video yang sengaja ada yang disembunyikan: https://youtu.be/n03xIyHPNhE?t=300

Iklan.

You Might Also Like

Kemenag: Tidak Ada Larangan Gunakan Pengeras Suara di Masjid

Koalisi CekFakta.com Periksa 56 Hoaks

Gus Yahya: Transformasi Digital kurangi relevansi Ideologi

Forum “Tembang” Suarakan Demokrasi Damai di Ruang Digital Jelang Pilpres 2024

Idul Adha Ikut Pemerintah Arab Saudi atau Lokal?

Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Previous Article Gus Baha’ dan Gus Awis: Dua Ulama Muda Indonesia yang Mendunia
Next Article Gubernur Khofifah serahkan Alat Ekonomi Produktif bagi Masyarakat Sekitar Hutan

Advertisement

Iklan.

Iklan.

Berita Terbaru

Ego Tinggi dan Tak Kuat Godaan saat Sukses, Penyebab Gagal Berkarier
Sospol
Unusa dan BAZNAS Surabaya Jalin Kerja Sama Beasiswa Pendidikan
Sospol
Unusa Ajak Gabung Peneliti Asing untuk Program Postdoctoral
Sospol
LP Maarif NU Jatim Lakukan Reaktualisasi Pembelajaran Aswaja dengan STEIM
Nahdliyyin

You Might also Like

Kontrahoax

Luncurkan PESAT untuk Saring Hoaks Jelang Tahun Politik

30/04/2023
Kontrahoax

PBNU: Kepengurusan Definitif PCNU Kota Surabaya 2023-2024 Sah dan sesuai Peraturan

29/04/2023
Kontrahoax

“Kesalehan Digital” dan cara selamat di dunia digital

09/04/2023
Kontrahoax

LKNU/Lesbumi NU sikapi Viral Pengobatan Tradisional ala Ida Dayak

07/04/2023
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
Follow US
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?