Jakarta (Radar96.com) – Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur, mengusulkan kepada PBNU untuk memperkuat ajaran Ahlussunnah di ranah publik, termasuk di wilayah lembaga kenegaraan dan pemerintahan pusat maupun daerah serta instansi instansi strategis lainnya, karena itu perlu proliferasi atau pengembangan ideologi melalui penulisan buku ajaran dengan pemahaman Islam yang lebih damai dan sejuk itu untuk kalangan umum.
Usulan itu disampaikan Ketua Pengurus Wilayah ISNU Jatim, Prof M. Mas’ud Said, dalam forum rapat Komisi Program Kerja Munas dan Kombes Nahdlatul Ulama di Jakarta yang dibuka oleh Wakil Presiden, Sabtu (25/9/2021), dan diikuti oleh Pengurus Besar, Pengurus Wilayah NU, pimpinan Banom dan lembaga underbow NU serta alim ulama dan cendikiawan kampus, termasuk ISNU.
Tokoh yang juga telah menyumbangkan pemikiran “Peta Jalan NU Menuju Abad Kedua” itu lantas mengingatkan agar proliferasi atau pengembangan ideologi yang dianggap sebagai salah satu penangkal radikalisme itu ditopang dengan kodifikasi ajaran melalui penulisan buku Aswaja di ranah publik.
“Jadi, pada saat NU sdh memasuki abad kedua, Aswaja yang mengajarkan Islam Wasathiyah dan akhlak keberagamaan yang pas dalam konteks bernegara dan berpemerintahan sudah harus bisa menjadi bagian kurikulum pendidikan kenegaraan dan keagamaan dengan memodernisasi lembaga lembaga pendidikannya,” katanya dalam forum yang juga dihadiri beberapa peserta dari Sulawesi Selatan, Kaltara dan pengurus Wilayah luar Jawa itu.
Cendekiawan profesional yang hadir sebagai Dewan Pakar PP ISNU ini juga menekankan pentingnya aplikasi mindset atau cara berpikir Aswaja dan akhlak atau cara bertindak Aswaja bagi pengurus dan dan aktivis NU di jajaran publik/pemerintahan, warga NU di kalangan bisnis/korporasi, kader NU di jajaran pimpinan perdagangan/industri serta cendekiawan di kampus JUGA harus berperilaku sesuai dengan kaidah sebagaimana diajarkan ulama.
“Kedepan, PBNU bersama ulama dan cendekiawannya seharusnya bisa memimpin dan menguasai mainstream ideologi kenegaraan dan cara keberagamaan yang wasthiyah, membawa keramahan hubungan antar pemeluk agama yang kuat di kancah internasional, terutama pada saat dunia sudah hampir kehilangan keadilan, karena ideologi hubungan antar negaranya dan corak keagamaannya cenderung menimbulkan peperangan antar pemeluk agama,” pungkasnya.
Munas Alim Ulama dan Kombes berlangsung dua hari di Jakarta itu memutuskan rekomendasi penting untuk perjalanan organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia ini untuk lima tahun ke depan yang juga mempersiapkan Muktamar ke-34 pada Desember 2021 dengan beberapa syarat protokol kesehatan yang ketat dan kerjasama Satgas Covid 19 Pusat dan Daerah. (/my)