Yogyakarta (Radar96.com) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengharapkan potensi warga Jatim di seluruh daerah bisa menjadi kekuatan social capital strategis dan kritis bagi pembangunan daerah di manapun mereka berada, termasuk Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa (IKPM) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
“Melalui forum ini kita lihat bahwa semua komunitas masyarakat Jatim dimanapun berada sangat penting perannya. Karena kesemuanya merupakan bagian dari social capital, utamanya bermanfaat bagi pembangunan daerah sekarang dan yang akan datang,” katanya saat menghadiri pengukuhan sekaligus menjadi keynote speaker pada Dialog Kedaerahan IKPM Jatim-DIY di Yogyakarta, Minggu (7/11/2021).
Khofifah mengatakan, inilah salah satu alasan dirinya selalu menyempatkan diri untuk bertemu dengan berbagai komunitas masyarakat Jatim yang ada di daerah lain setiap kali kunjungan kerja. Harapannya, resonansi seluruh program yang ada di Pemprov bisa tersampaikan kepada komunitas-komunitas ini.
“Dari hal itu, kami harapkan bisa ada respon dari mereka. Karena sesuai dengan tujuannya ingin menjadi mitra kritis- strategis. Jadi feedback dari tiap program yang kami inisiasi kami perlukan betul,” tukasnya
“Anytime atau kapanpun mereka bisa menyampaikan saran atau kritik. Artinya apa, kita harus open mind. Kita akan terbuka pada semua masukan,” imbuhnya.
Kepada pengurus IKPM Jatim di DIY yang baru saja dikukuhkan, Gubernur Khofifah berharap agar silaturahim bersama IKPM Jatim yang ada di provinsi lain agar dibangun dengan baik.
“Ini hadir dari Jateng, Jabar, dan DKI Jakarta. Social Capital ini kalau bisa bersinergi akan menjadi kekuatan berbagai SDM yang dibutuhkan untuk membangun Jatim sekarang dan yang akan datang,” harapnya.
Lebih lanjut, Gubernur Khofifah juga memaparkan bagaimana keadaan prosentase pengangguran terbuka di Jatim per 1 Agustus 2021 tercatat 5,74 % yang sebagian besar merupakan lulusan SMA dan sarjana. Hal tersebut dituturkan Khofifah sapaan lekatnya, disebabkan karena adanya perubahan pasar kerja.
“Kita sedang berada di fase transisi Revolusi Industri 4.0 menjadi 5.0. Akan ada 6 juta pekerjaan yang hilang, namun muncul 24 juta pekerjaan baru, sedangkan akan ada,” kata Khofifah.
Khofifah melanjutkan pandemi menjadi sebuah tuas pemicu percepatan perubahan pasar tenaga kerja yang ada. World Economic Forum memproyeksikan, pekerjaan yang paling dibutuhkan usai pandemi adalah Data Analyst dan Scientist, Spesialis Big Data, Specialist AI dan Machine Learning, Digital Marketing dan Strategy Specialist, serta Renewable Energi Mechanic.
“Akibatnya berbagai sektor pekerjaan mengalami otomatisasi dan digitalisasi. Pengurangan tenaga kerja dan pelatihan dalam upaya peningkatan kompetensi marak dilaksanakan,” jelasnya.
Diharapkan Khofifah, anggota IKPM Jatim yang ada di provinsi manapun bisa beradaptasi dengan update teknologi yang sangat cepat. Namun dengan tidak meninggalkan kultur tata krama jati diri bangsa.
Sementara itu, Dewan Penasihat IKPM Jatim DIY, KH Ahmad Muafiq mengatakan bahwa organisasi dan anggota IKPM harus bisa membedakan cara kerja mitra kritis bagi pemerintah.
“Sampaikan kalau memang ada yang perlu disampaikan. Atau ada yang kurang sesuai. Bedakan jika kita menjadi mitra strategis. Tapi kunci utamanya adalah sinergi dan kolaborasi tetap jadi nomor satu,” paparnya
Ketua DPRD Provinsi Jatim, Kusnadi yang juga turut hadir dan menjadi speaker dalam Dialog Kedaerahan berpesan agar tetap melihat Jatim secara utuh dan keseluruhan.
“Diharapkan mampu melihat secara keseluruhan hingga memunculkan sudut pandang baru yang komprehensif dalam memberikan masukan atau bahkan kritik,” katanya
“Sesuai juga dengan citra mahasiswa sebagai agent of change atau agen perubahan,” pungkasnya.
Hadir dalam acara tersebut Ka. BPSDM Prov Jatim Aries Agung Paewai dan Ka. Bakesbangpol Prov Jatim Heru Wahono Santoso. (*/hmn)