Kediri (Radar96.com) – Hari Selasa, Pemerintah pusat melaksanakan kickoff vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun. Penyelenggaraan tersebut dilaksanakan di Jakarta, Depok, dan Tangerang Selatan.
Di Jawa Timur, pelaksanaannya akan digelar Rabu (15/12) bersama 10 provinsi lainnya di Indonesia, yakni di Banten, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), Kalimantan Timur (Kaltim), Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Utara (Sulut), dan Bali.
Penyelenggaraan tersebut dilaksanakan sesuai instruksi Presiden dan mendapat rekomendasi dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/6688/2021, mengenai pelaksanaan vaksinasi virus Covid-19 yang diterbitkan Menteri Kesehatan RI Budi Guna Sadikin pada 13 Desember 2021.
Sementara di Jatim 1sendiri, pelaksanaan vaksinasi untuk anak berusia 6-11 tahun terdapat di 21 kabupaten/kota. Daerah tersebut meliputi Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Gresik, Kabupaten Jombang, Kabupaten Kediri, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Malang, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Pacitan, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Tuban.
Selain itu beberapa wilayah lainnya antara lain Kota Blitar, Kota Kediri, Kota Madiun, Kota Malang, Kota Mojokerto, Kota Pasuruan serta Kota Surabaya.
Pelaksanaan vaksinasi ini akan dilakukan secara bertahap. Dimana Jawa Timur masuk dalam tahap pertama. Itu karena kriteria cakupan
ksinasi dosis 1 telah mencapai di atas 70 persen dan untuk cakupan vaksinasi Lansia di atas 60 persen di seluruh kabupaten/kota.
Berdasarkan sensus penduduk Jatim terdata sebanyak 2.048.628 anak yang berusia 6-11 tahun. Jenis vaksin yang digunakan yakni Sinovac.
Pada Kick Off di Jawa Timur, rencananya dilakukan di beberapa tempat, yakni di SDN Kaliasin 1 Surabaya sebanyak 764 siswa, dan Kantor Kecamatan Ngawi sebanyak 300 siswa. Beberapa sekolah lainnya di Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ngawi, Kota Madiun, Kota Mojokerto, Kabupaten Sidoarjo akan dilaksanakan kemudian hari.
Prinsipnya, daerah yang telah mencapai vaksinasi umum diatas 70 persen dan vaksinasi lansia lebih dari 60 persen serta memiliki stock vaksin sinovac silahkan dimulai vaksinasi anak umur 6-11 tahun besok tanggal 15 Desember 2021.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta agar Bupati/Walikota di Jatim yang telah memenuhi persyaratan sesuai regulasi Kemenkes
dimohon melakukan gerak cepat menyukseskan percepatan vaksinasi bagi anak.
Menurutnya, hal ini merupakan bagian dari program maksimalisasi program vaksinasi anak sesuai dengan instruksi Presiden untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
“Kalau dulu tahap satu itu SDM kesehatan, kelompok lansia dan pelayanan publik, lalu remaja kategori usia 12 hingga 17, saat ini kita maksimalkan vaksinasi untuk anak. Hal ini merupakan bagian dari ikhtiar, dan saya berharap ini diluaskan ke sekolah-sekolah,” ujar Gubernur Khofifah di sela-sela melakukan Kunjungan Kerja di Kota Kediri, Selasa (14/12).
Khofifah menambahkan, Pemprov Jatim akan terus mendorong percepatan vaksinasi kategori anak. Itu dilakukan demi mencapai kekebalan komunal di wilayah setempat. Dirinya berharap, dengan vaksinasi yang sebelumnya telah berjalan bagi tenaga pengajar dan remaja l, kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) berkesempatan besar bisa segera dilaksanakan serentak.
“Saya tahu anak-anak atau siswa lebih senang pembelajaran tatap muka. Semoga segera digelar meski bertahap dan terbatas. Karena itu ayo vaksin dan selalu terapkan protokol kesehatan,” katanya.
Gubernur Khofifah menyampaikan, kepada para orang tua agar menyiapkan putra putri mereka mendapatkan vaksinasi. Menurutnya, hal itu penting dilakukan karena ada beberapa persyaratan khusus dan beberapa kriteria bagi anak-anak yang belum bisa mendapatkan vaksin.
Diantaranya defisiensi imun primer, penyakit autoimun tidak terkontrol, penyakit sindrom gullian barre, mielitis transversa, dan acute demyelinating encephalomyelitis. Selain itu, vaksinasi juga tidak diperkenankan bagi anak yang menderita kanker dan sedang menjalani kemoterapi/radioterapi, anak yang sedang mendapat pengobatan imunosupresan/sitostatika berat, anak yang sedang mengalami demam 37,50 C atau lebih, serta anak baru sembuh dari Covid-19 kurang dari 3 bulan.
Sementara untuk anak yang belum bisa mendapatkan vaksin yakni anak yang sedang dalam masa pascaimunisasi lain kurang dari 1 bulan, memiliki hipertensi dan diabetes melitus dan penyakit-penyakit kronik atau kelainan kongenital yang tidak terkendali.
“Nantinya akan ditunda. Bagi orang tua kalau sudah ada informasi jika dari Kabupaten/Kota masing-masing melakukan vaksinasi agar segera mendaftarkan anaknya. Ini harus kita lakukan untuk mempercepat vaksinasi anak di Jatim,” jelas Khofifah.
Gubernur Khofifah pun berpesan, agar anak-anak tetap menerapkan protokol kesehatan setelah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19.
“Tetap memakai masker dengan benar, jaga jarak, tidak berkerumun, tidak bepergian bila tidak penting. Efek samping biasa terjadi,” pesan Khofifah.

Sesuai dengan instruksi Kemenkes RI, nantinya pada pelaksanaan vaksinasi anak berusia 6-11 tahun akan menggunakan jenis vaksin Sinovac. Dimana pemberian vaksin akan dilakukan sebanyak dua kali dengan interval minimal 28 hari melalui suntikan intramuskular di bagian lengan atas dengan dosis 0,5 mL.
Seperti pola vaksinasi bagi orang dewasa dan lansia, sebelum pelaksanaan vaksinasi Covid-19 anak-anak akan melakukan skrining dengan menggunakan format yang telah disediakan oleh Dinas Kesehatan setempat.
Untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 6-11 tahun nantinya akan dilakukan di beberapa fasilitas kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit, atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya seperti pembukaan pos pelayanan vaksinasi di sekolah atau satuan pendidikan lainnya. Tak terkecuali Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA).
Kemenkes RI juga akan mencanangkan, vaksin
Sinovac mulai awal tahun depan. Hanya pelaksanaan tersebut akan digunakan untuk dosis anak. Ini menjadi catatan, sehingga untuk vaksin non Sinovac akan diprioritaskan untuk sasaran selain anak usia 6-11 tahun.
SMAN 5 Taruna Brawijaya
Di Kota Kediri, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan SMAN 5 Taruna Brawijaya Jawa Timur yang bekerjasama dengan TNI-AD.
SMAN 5 Taruna Brawijaya ini merupakan pengembangan kapasitas kelembagaan dari SMAN Reguler yaitu SMAN 5 Kota Kediri, dimana ada penambahan kurikulum khusus bela negara, wawasan kebangsaan, dan kesamaptaan serta berasrama. Melalui sistem pendidikan tersebut, diharapkan dapat mencetak generasi muda dan lulusan yang tangguh, disiplin dan berkarakter kebangsaan yang kuat.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Khofifah mengungkapkan saat ini Jatim telah membangun kerjasama dengan lima institusi dalam peningkatan kualitas pendidikan. Melalui kerjasama ini diharapkan penguatan dari upaya mewujudkan SDM unggul yang berkarakter kuat dan memiliki nafas nasionalisme bisa tercapai.
“Kita punya komitmen untuk menyiapkan SDM yang bisa memberikan dedikasi terbaiknya untuk kebaikan dan kemajuan kehidupan bangsa dan negara. (Kerjasama) dengan TNI-AD ada SMAN 5 Taruna Brawijaya Kediri, SMAN Taruna Nala Malang berbasis kelautan bekerja sama dengan TNI AL, SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun berbasis kedirgantaraan bekerja sama dengan TNI AU, dan SMAN 2 Taruna Bhayangkara Banyuwangi berbasis kepolisian bekerja sama dengan Polri,” terangnya.
Ia melanjutkan, baru-baru ini Pemprov Jatim juga bekerjasama dengan salah satu pesantren di Bangil, Pasuruan, yakni pesantren Ad- Dalwah. Kerjasama tersebut diwujudkan dengan pendirian SMAN Taruna Madani yang berbasis boarding school.
“Pesantren Ad-Dalwah ini merupakan pesantren besar, yang mana dari pengasuh dan pemilik pesantren memiliki keinginan untuk memberikan penguatan dari sisi bangunan karakter bela negara seiring dengan nilai-nilai agama. Sekolah tersebut adalah SMAN Taruna Madani dengan penguatan dari TNI- AL,” tuturnya.
“Jika demikian maka peradaban-peradaban yang bisa memberikan referensi keberagaman dalam suasana yang saling menghormati, saling memahami, saling mempercayai, ini nilai yang sangat mendasar yang harus terintegrasi dalam proses pembelajaran,” tegas Khofifah
Nilai yang penting itu, lanjut Khofifah terlihat dari input dan latar belakang siswa yang berasal dari berbagai daerah, adat dan tradisi budaya serta agama yang beragam.
“Saya meminta agar seluruh tenaga pendidik dan kependidikan bisa bersatu dan solid untuk menjadi kekuatan yang sangat luar biasa. Dari SMAN
Taruna Brawijaya akan menjadi referensi kehidupan peradaban bangsa dan dunia ,” tuturnya.
Apalagi, dalam sistem pendidikan berbasis boarding school ini, Khofifah menilai bahwa siswa tidak hanya disiapkan untuk menjadi pribadi unggul saja. Melainkan juga diasah secara fisik, mental dan olah rasa.
“Dengan proses yang ada di boarding school, ada proses yang namanya proses membangun peradaban yang tidak bisa ditransformasikan secara digital. Sementara proses mengajar bisa ditransformasikan secara digital, sementara proses pengasuhan dan transformasi peradaban tidak mudah jika tidak berbasis boarding school. Inilah kelebihan SMA TARUNA BRAWIJAYA,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Wahid Wahyudi menambahkan Dalam kurun waktu 2019-2021 ini, Pemprov Jatim melalui APBD telah membangun beberapa sarana prasarana dalam peningkatan fasilitas SMAN 5 Taruna Brawijaya, diantaranya pembangunan asrama, ruang makan, mebeler, media pendidikan, dan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).
“Saat ini asrama yang sudah dapat dioperasikan baru 1 asrama yang menampung 200 siswa, sehingga masih ada 400 siswa yang tidur di kelas dan ada juga yang kos didepan sekolah.
Di tahun 2020/2021 ini ada tambahan 1 asrama lagi yang sedang dalam penyelesaian dan insyaAlloh Desember 2021 terselesaikan, dengan begitu dapat dimanfaatkan mulai awal 2022. Sehingga 400 siswa berasrama, kekurangan 1 asrama lagi sudah diusulkan kepada gubernur Jatim untuk dialokasikan APBD 2022, sehingga semua siswa klas X, XI, dan XII yang berjumlah sekitar 600 siswa pada awal tahun 2023 sudah bisa tinggal di asrama semua.” jelasnya
Wahid juga mengucapkan terimakasih kepada Wali Kota Kediri , Abdullah Abubakar yang telah menghibahkan tanah seluas 3,5 Hektar untuk perluasan SMAN 5 Taruna Brawijaya. Juga kepada komite sekolah yang telah membantu pengembangan sarana prasarana.
Selain peresmian SMAN 5 Taruna Brawijaya, Wahid juga menerangkan jika dilakukan prosesi pembaretan untuk peserta didik baru.
SMAN 5 Taruna Brawijaya adalah miniatur pendidikan berbangsa dan bernegara, karena disini siswa berasal dari berbagai provinsi, berbagai suku dan agama, namun tetap bersama.
“Setelah proses penerimaan siswa baru yang sangat ketat, melalui seleksi administratif, tes fisik, tes kesehatan, tes psichologi, tes potensi akademik, maka siswa yg diterima selanjutnya harus mengikuti masa basis, dimana siswa dikarantina selama 3 bulan untuk mendapatkan pembelajaran awal tentang kesamaptaan dan kepemimpinan untuk menyiapkan mental dan fisik agar dpt mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan baik di SMAN 5 Brawijaya,” jabarnya.
Kemudian, masa basis diakhiri dengan pembaretan sebagai simbol siswa telah lulus dan siap mengikuti KBM di SMAN 5 Taruna Brawijaya Jatim. (*/hmn)