SURABAYA, radar96.com – Prosesi wisuda Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) ke-19 di Dyandra Convention Hall, Rabu (23/4) siang, terbilang istimewa. Sebab 60,36% lulusannya diwisuda tepat waktu, bahkan 7,64% dinyatakan lulus lebih cepat dengan waktu kuliah 3,5 tahun. Jumlah total wisudawan kali ini sebanyak 275 orang.
Jumlah ini, kata Rektor Unusa, Prof Dr Ir Achmad Jazidie, MEng, lebih sedikit dari periode wisuda pada September sebelumnya, karena kali ini mereka yang diwisuda adalah mahasiswa yang seharusnya menjalani wisuda pada semester genap lalu atau mereka yang memang diwisuda lebih cepat dari waktu tempuh seharusnya 4 tahun atau 8 semester.
Rektor bersyukur, setiap kali pelaksanaan wisuda selalu ada saja yang perlu disampaikan ke publik tentang prestasi yang telah diraih oleh Unusa. “Pada wisuda kali ini kami ingin sampaikan ke publik, khususnya kepada orang tua wali, bahwa kini Unusa telah memiliki tiga kampus utama di Surabaya, yakni Kampus C yang letaknya di Jalan Tenggilis Utara nomor 14 Surabaya. Kampus ini adalah kampus digital, baik untuk fasilitas pembelajaran maupun infrastruktur penunjang perkuliahan,” katanya. Rektor berharap, fasilitas dan infrastruktur yang dimiliki Unusa dapat meningkatkan kualitas lulusan dan memberi kenyamanan dalam proses perkuliahan.
Pada wisuda kali ini, program studi yang berhasil mencatatkan lulusan terbanyak dalam waktu lebih cepat 3,5 tahun adalah Program Studi D4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sebanyak 16 wisudawan. “Selamat kepada wisudawan yang telah menempuh waktu kuliah lebih cepat. Dan yang juga membanggakan kami mereka sudah diterima bekerja,” lanjutnya,
Dihubungi terpisah, Ketua Prodi D4 K3, Muslikha Nourma Rhomadhoni, SKM, MKes menjelaskan, bahwa apa yang dicatatkan oleh Prodi D4 K3 dalam menyiapkan lulusan yang lebih cepat dari waktu yang ditetapkan selama 8 semester adalah berkah dari pelaksanaan program Kampus Merdeka Merdeka Belajar, yaitu mahasiswa diberikan kesempatan magang di indsutri sekaligus digunakan untuk mengambil data dalam penyusunan tugas akhir.
“Melalui pola itu kami mendorong mahasiswa yang memang mampu untuk memprogram bisa lulus lebih cepat. Tentu kerjasama dengan dosen wali serta dosen pembimbing tugas akhir kami lakukan intens agar target tersebut tercapai,” katanya.
Ditambahkan Nourma, program ini dinilai cukup berhasil, karena lebih dari 50% mahasiswanya dapat lulus lebih cepat sekaligus ada beberapa mahasiswa yang sebelum diwisuda sudah diterima bekerja, hanya berbekal surat keterangan lulus dan nilai pada kartu hasil studi (KHS).
Sebagai informasi tambahan, dari jumlah 275 wisudawan, ada dua wisudawan non muslim. Mereka berasal dari Prodi S1 Kebidanan, masing-masing atas nama Waryani (Kristen) dan Ana Zenetia Paulo Soares De Rosa (Katolik) asal Timor Leste.