By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
  • Home
  • Nahdliyyin
  • Sospol
  • Milenial
  • Gus File
  • Warta DigitalNew
Search
MORE MENUS
  • Kultural
  • Kolom
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Tasawuf Urban
  • Berita Foto
  • Gus File
  • Inforial
  • Jatim Update
  • Opini
  • Siaran Pers
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
Reading: Perdebatan Tokoh PKI Muso dengan KH Abdul Wahab Hasbullah dan H Hasan Gipo
Share
Sign In
Font ResizerAa
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
Font ResizerAa
  • Home
  • Warta DigitalNew
  • Nahdliyyin
  • Milenial
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Sospol
  • Inforial
  • Kolom
  • Kultural
  • Gus File
  • Tasawuf Urban
Search
  • Home
  • Warta DigitalNew
  • Nahdliyyin
  • Milenial
  • Kontrahoax
  • Ekraf
  • Sospol
  • Inforial
  • Kolom
  • Kultural
  • Gus File
  • Tasawuf Urban
Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
radar96.com | Berkarakter dan Edukatif > Blog > Kultural > Perdebatan Tokoh PKI Muso dengan KH Abdul Wahab Hasbullah dan H Hasan Gipo
Kultural

Perdebatan Tokoh PKI Muso dengan KH Abdul Wahab Hasbullah dan H Hasan Gipo

Radar96 Nusantara
Last updated: 14/03/2023 18:43
Kultural 1.2k Views
Share
3 Min Read
SHARE

Ada sebuah kisah menarik tentang Muso, tokoh PKI yang terkenal berangasan, lekas marah dan senang berkelahi itu.

Suatu ketika, ia terlibat dalam perdebatan tentang Tuhan dengan Kiai Abdul Wahab Hasbullah.

Sebagai seorang atheis, Muso tentu saja tidak mau percaya pada Tuhan. Perdebatan semakin seru dan kasar karena pembawaan Muso yang cepat naik darah.

Beberapa orang yang menyaksikan perdebatan itu merasa cemas juga melihat Muso yang awut-awutan dan badannya jauh lebih kekar dan lebih tegap dibanding perawakan Kiai Wahab yang pendek lagi kecil.

Tapi Kiai Wahab lama-lama berpikir juga bahwa tidak ada gunanya melanjutkan diskusi dengan “orang jahil” macam Muso.

Iklan.

Bukan karena gentar dengan tubuh Muso yang bagai beruang. Kiai Wahab, pendekar pencak silat itu, pernah dikeroyok 3-4 penyamun yang tubuhnya jauh lebih besar daripada Muso dalam perjalanan yang angker antara Mekkah dan Madinah sekitar tahun 1920-1925, dan mengalahkan mereka.

Muso satu saja jelas bukan soal. Yang menjadi pikiran Kiai Wahab justru diskusi itu, adu hujjah untuk mencari kebenaran itu. Diskusi dengan Muso yang hanya mengandalkan “otot dan cocot” (main jotos dan mulut besar), Kiai Wahab merasa buang-buang tenaga saja. Senjata manusia adalah akal pikiran dan akhlak mulia, bukan kepalan tinju.

Haji Hasan Sagipoddin atau H Hasan Gipo, Presiden Tanfidziyah HBNU ketika itu, 1926, mengambil alih tempat Kiai Wahab dalam berdebat dengan Muso.

Haji Hasan Gipo terkenal sebagai seorang tokoh yang serba bisa, bisa bermain menurut irama gendang, main halus, atau main kasar. Singkat kata, semua cara bisa ia layani.

Dan Muso ditantang untuk bersamanya menghampiri jalan kereta api Surabaya-Batavia di dekat Krian (antara Surabaya-Mojokerto), menyambut kereta api ekspres yang sedang berlari kencang dengan batang leher masing-masing di rel.

Begitu kereta api nongol dalam kecepatan tinggi, keduanya harus meletakkan batang leher masing-masing di atas rel agar digilas lokomotif serta seluruh rangkaian kereta api, hingga tubuh mereka hancur berkeping-keping.

Nah, dengan jalan demikian, keduanya akan memperoleh bukti atau keyakinan yang ainul yaqin haqqul yaqiüin – tentang adanya Allah Swt..!

Tapi Muso yang bertubuh kekar dan besar itu seolah menciut saja. Ia gentar, takut setakut-setakutnya pada tantangan itu. (*/buku/fb)

Sumber:
*) Buku “Berangkat dari Pesantren” (KH. Syaifuddin Zuhri)
*) https://www.facebook.com/100037880492873/posts/545497350056277/?mibextid=XejYYP4t7grTd2f6

Iklan.

You Might Also Like

Malam Nisfu Sya’ban

Museum NU di Surabaya di mata Mahasiswa UNAIR

Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW & Sejarah Diba’an dan Barzanzian

Nabi Muhammad Saja Membaca Al-Qur’an di Kuburan

Wali Kota Ajak Keturunan Hasan Gipo-KH Mas Mansur Bangun “Kota Lama” Surabaya

Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp Copy Link Print
Previous Article Kementerian Kominfo Garap Pelatihan Ekonomi Syariah Digital
Next Article Susunan Pertama PBNU 1926 (Hoofd Bestuur)

Advertisement

Iklan.

Iklan.

Berita Terbaru

Dari Pesantren ke Panggung Kebudayaan: Representasi NU Warnai Presidium Dewan Kesenian Jawa Timur
Nahdliyyin
“Genzi Night Spectacular” di Masjid Al-Akbar Refleksikan Pentingnya Jaga Mental
Milenial
Tugas Berat Sopir Mengantar Kyai : Etika, Khidmah, Tanggung Jawab dan Keselamatan
Kolom
Ego Tinggi dan Tak Kuat Godaan saat Sukses, Penyebab Gagal Berkarier
Sospol

You Might also Like

Kultural

Kitab berusia 300 tahun Lengkapi “display” Al-Qur’an klasik di Masjid Al Akbar

01/04/2024
Kultural

Sambut 10 Akhir Ramadhan, Al Qur’an 100 tahun dipamerkan di Pintu 23 Masjid Al-Akbar Surabaya

31/03/2024
Kultural

Gus Awis dengan Karya Tafsir “Hidayatul Quran” Terima Anugerahi ‘UINSA Monumental Award 2024’

21/03/2024
Kultural

Wali Kota Surabaya Rancang “Kawasan Langgar Gipo” di Ampel

18/03/2024
radar96.com | Berkarakter dan Edukatifradar96.com | Berkarakter dan Edukatif
Follow US
© 2024 radar96.com. All Rights Reserved.
  • Tentang Kami
  • Pasang Iklan di Radar96
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Susunan Redaksi
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?