Jakarta, Radar96.com/NUO – Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menjelaskan bahwa Nahdlatul Ulama merupakan organisasi besar yang merupakan amanat dan membutuhkan komitmen sungguh-sungguh dalam mengembannya.
Nahdlatul Ulama hadir bukan hanya untuk kemaslahatan Indonesia namun untuk dunia. Hal ini menurut Kiai Miftach tergambar dari huruf dhad, huruf yang disukai Rasulullah, yang tertera pada logo NU dengan melintasi dunia.
“Ada pesan bahwa NU untuk dunia. Perkenalkan NU dan upayakan menjadi pemimpin dunia. Itu yang ada dalam lambang Nahdlatul Ulama,” jelasnya.
Untuk menjadikan NU sebagai organisasi yang digdaya dan mampu memberi maslahat kepada dunia, pengurus perlu terus melakukan koordinasi dan konsolidasi intens. Komunikasi dari bawah sampai atas yang ada di dalamnya menurut Kiai Miftach memerlukan prinsip kepatuhan.
“Karena tanpa sami’na wa atha’na (kepatuhan) tidak akan terjadi (kemaslahatan). Mungkin, mungkin nantinya ada satu-dua SP-SP (surat peringatan) yang akan diterima baik cabang maupun MWC yang memang belum tertib,” jelasnya.
“Itu Jangan dianggap aneh SP itu. Itu surat cinta. Surat cinta PBNU kepada kita,” ungkapnya dalam Halal Bihalal PBNU yang digelar di Kampus UIN Walisongo, Semarang, Ahad (14/5/2023).
Soliditas saat ini menurut Kiai Miftach sangat penting karena banyak yang sedang mengincar dan mencoba mengacak-acak NU untuk berbagai kepentingan. Sehingga penting bagaimana saat ini terus melakukan konsolidasi umat.
“Kapan lagi kalau tidak sekarang. Jangan tidur lagi. Jangan lengah lagi. nantikan apa komando dan instruksi daripada PBNU. Jangan bergerak sebelum ada instruksi. Jangan buka lapak sendiri-sendiri,” imbuhnya pada acara Halal Bihalal bertajuk ‘Syawalan Bahagia Menuju NU Digdaya di Abad Kedua’.
Semua kebijakan PBNU jelasnya, akan dimusyawarahkan dan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan komitmen hanya untuk membangun dunia.
“Bukan ingin ikut-ikutan di dalam Pilpres, Pileg dan lain sebagainya,” tegasnya kembali.
Kiai Miftach pun mengajak seluruh pengurus untuk tetap berjuang dan memperbaiki serta memenuhi kekurangan-kekurangan dalam mengemban amanah yang besar ini.
Hal senada juga ditegaskan oleh Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang mengajak warga NU untuk senantiasa mengikuti apa yang telah didawuhkan (diputuskan) oleh para ulama. Sikap tak mematuhi ulama menurutnya akan mendatangkan kualat.
“Pada saat ulama sepakat bersama. Mari kita ikuti saja. Supaya jangan sampai kita kualat. Nggak usah tanya dalilnya,” tegasnya.
Begitu juga Gus Yahya mengingatkan untuk senantiasa meyakini apa yang telah diputuskan para ulama NU merupakan kesepakatan yang akan membawa kemaslahatan. Jangan sampai warga NU melakukan tindakan yang ia sebut sebagai ‘menantang kualat’.
“Mari kita sungguh-sungguh memperhatikan tidak tanduk kita. Jangan sampai nantang kualat,” tegasnya.
Hadir pada kesempatan tersebut, para Wakil Rais ‘Aam PBNU yakni KH Anwar Iskandar dan KH Afifuddin Muhajir. Hadir juga Katib ‘Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori dan jajaran tanfidziyah Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Mustofa, Sekretaris Jenderal PBNU H Saifullah Yusuf, dan Bendahara Umum PBNU Gus Gudfan Arif Ghofur.
Selain itu, turut hadir jajaran PWNU se-Indonesia serta PCNU dan MWCNU se-Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
Jelang Pemilu
Dalam Halal Bihalal di UIN Walisongo, Semarang, Jawa Tengah, pada Ahad (14/5/2023), Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf memberikan seruan kepada seluruh pengurus, kader, dan warga NU se-Indonesia untuk bersiap menghadapi masa-masa momentum politik menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Ia kembali menegaskan bahwa NU tidak memiliki kepentingan apa pun terhadap kepentingan politik Indonesia, selain keselamatan bangsa dan negara.
“Pokoknya kepentingan kita, bangsa negara ini selamat, itu saja kepentingan kita,” kata Gus Yahya.
Namun, Gus Yahya tetap menekankan bahwa NU tidak akan tinggal diam pada setiap dinamika politik yang ada. “Karena kita harus mengawal demi keselamatan bangsa dan negara,” tegasnya lagi.
Gus Yahya mengaku, PBNU telah sungguh-sungguh melakukan konsolidasi agar warga NU, pada Pemilu 2024 nanti, tidak diseret-seret dan dipecah belah oleh pihak mana pun untuk kepentingan politik masing-masing.
“Mari kita konsolidasi-konsolidasi. Jangan khawatir, kalau memang ada apa-apa, yang terkait dengan keselamatan bangsa dan negara, Nahdlatul Ulama tidak akan tinggal diam,” tegas Gus Yahya.
PBNU di bawah komando Gus Yahya akan bergerak dengan segala kemampuan yang dimiliki untuk sungguh-sungguh mengupayakan keselamatan bangsa dan negara ini. Ia pun berharap, semua orang bersiap-siap.
“Saya berharap semua orang bersiap-siap, seluruh pengurus bersiap-siap, setiap orang kader bersiap-siap, setiap warga NU bersiap-siap. Mari kita jaga, kita jaga keselamatan bangsa dan negara ini,” tutur Gus Yahya.
Ketum PBNU asal Rembang, Jawa Tengah ini kemudian menanyakan kesiapan hadirin atau peserta halal bihalal di UIN Walisongo itu. “Pada saat kita siap bertindak, (apakah) siap bertindak?” tanya Gus Yahya. “Siap,” jawab hadiri secara kompak.
Selain itu, Gus Yahya kembali mengingatkan bahwa ia menentang politik identitas, terlebih apabila menggunakan agama sebagai alat untuk mendapatkan kekuasaan.
Menurut Gus Yahya, pihak-pihak yang memakai politik identitas dengan menggunakan agama sebagai alat, itu sama saja dengan mempermainkan agama sehingga sangat berbahaya.
Usai menyampaikan pidato dalam Halal Bihalal di UIN Walisongo itu, Gus Yahya diminta untuk menandatangani prasasti tanah wakaf Masjid Al-Ansor. Tanah wakaf itu diserahkan oleh Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Gunungpati, Semarang, kepada PBNU. (*/NUO)
Sumber:
*) https://www.nu.or.id/nasional/wujudkan-nu-digdaya-rais-aam-pbnu-jangan-buka-lapak-sendiri-sendiri-TjEbV
*) https://www.nu.or.id/nasional/jelang-pemilu-gus-yahya-minta-warga-nu-siap-jaga-keselamatan-bangsa-indonesia-ja0Yd