Jember (Radar96.com) – Pembina sepakbola Putra Jember, Maksum Zuber, menilai perlunya PSSI memikirkan cara suporter mengekspresikan dukungan pada tim agar insiden pertandigan BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, yang berakhir ricuh, tidak terulang.
“Suporter sepak bola merupakan kumpulan orang-orang yang mendukung tim sepak bola dengan berbagai macam cara ekspresi meluapkannya, baik dalam suasana gembira (tim yang dibela menang) maupun suasana sedih (tim yang dibela kalah),” kata mantan Sekjen PP IPNU itu di Jember, Minggu.
Menurut Maksum Zuber, kecintaan suporter pada satu tim diekspresikan dengan berbagai macam cara kalau tidak terkendali akan terjadi seperti insiden di Kanjuruan Malang 2022. Pada intinya, suporter adalah sumber solidaritas, integritas dan sportivitas. Menyuarakan dukungan tim sepak bola tidak hanya datang di lapangan, tetapi bermacam-macam cara mampu diekpresikan.
“Ke depan, PSSI harus memikirkan cara yang efektif dan bermanfaat untuk masyarakat luas pecinta sepakbola, misalnya para suporter harus intens dengan kegiatan sosial, budaya serta kegiatan lainnya yang mencerminkan kekompakan anggota suporter, sebagai kekuatan yang tercerminkan dalam urusan sosial-kemasyarakatan,” tutur Maksum.
Oleh karenanya, pembinaan terhadap klub-klub sepakbola, baik profesional maupun amatir, hendaknya tidak hanya untuk atlet/pemain, Official, wasit, dan coach/pelatih, namun juga pembinaan pada suporter.
Laga antara Arema FC vs Persebaya Surabaya yang dimenangkan Persebaya 3-2 di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, membuat suporter Aremania merangsak masuk pasca pertandingan, sehingga timbul kerusuhan. Dikabarkan, dua anggota polisi dan 129 supoter sepak bola tewas akibat kerusuhan pada Sabtu (1/10/22) malam itu. (*/my)