Surabaya, radar96.com – Dalam ta’aruf pengurus baru Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia atau Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) PWNU Jawa Timur periode 2024-2029 di Kantor PWNU Jatim pada Sabtu (7/12), Wakil Ketua PWNU Jatim yang membidangi RMI, KH Taufiq Hasyim dalam sambutannya menyampaikan pesan jajaran pengurus Syuriyah dan Tanfidziyah untuk RMI.
“Para kiai dalam jajaran PWNU diantaranya berharap RMI Jatim sigap dalam menghadapi isu-isu negatif terhadap pesantren, termasuk juga framing media yang berpotensi memperburuk citra pesantren,” jelas kiai asal Pamekasan yang akrab dipanggil Ra Taufiq tersebut.
Selain itu, para kiai juga berpesan agar RMI mampu menyusun database pesantren NU di Jawa Timur. Database itu menjadi informasi penting bagi masyarakat agar bisa membedakan mana pesantren yang berhaluan Aswaja An-Nahdliyah dan yang bukan.
Dalam acara yang sama, Prof. Dr. H. MN. Harisuddin (Wakil Sekretaris PWNU Jatim) menyatakan bahwa salah satu persoalan pesantren yang krusial saat ini adalah kasus-kasus bullying santri. Guru Besar UIN KH Achmad Shiddiq Jember ini menyatakan PWNU Jatim menaruh perhatian besar dalam persoalan ini.
Dalam halaqoh pesantren ramah santri yang diselenggarakan oleh PWNU Jatim pada beberapa waktu lalu, banyak pihak yang mengeluhkan masih maraknya kasus perundungan santri. Hal ini dikhawatirkan akan menurunkan animo masyarakat dalam memondokkan anaknya ke pesantren.
“RMI ke depan perlu merumuskan program strategis dalam mengatasi hal ini,” kata Prof Haris.
Selain itu, ia juga menyatakan bahwa lahirnya UU Pesantren Nomor 18 Tahun 2018 juga perlu menjadi fokus kajian dan garapan program RMI. UU tersebut membuka peluang lebar-lebar bagi pesantren untuk mengembangkan pendidikan dan peran sosial keagamaannya di masyarakat.
Menurutnya, lahirnya UU Pesantren tersebut di sisi lain juga menjadi garansi bahwa Indonesia tidak akan menjadi negara sekuler dan dengannya pesantren diposisikan sebagai garda terdepan dalam membentenginya.
Dalam Ta’aruf yang diselenggarakan secara hybrid itu, Ketua RMI PWNU Jatim, KH. Abdul Hakim Hidayat yang putra KH. A Hasyim Muzadi (almaghfurlah) itu menyatakan bahwa pihaknya telah mempersiapkan buku pedoman RMI-NU Jatim periode 2024-2029. Dalam buku tersebut, telah disusun konsep visi, misi, tupoksi dan program dalam 5 tahun ke depan.
“Secara umum ada 4 bidang yang menjadi fokus RMI yang direncanakan, yaitu bidang khazanah pesantren, advokasi dan kelembagaan pesantren, pengembangan ekonomi pesantren dan terakhir bidang media, data dan informasi, namun masukan dari pengurus tetap diperlukan untuk Raker di Bojonegoro nantinya,” jelasnya.
LTN dan Lakpesdam
Sebelumnya (4/12), jajaran Lembaga Ta’lif wan Nasyr PWNU Jatim dalam Ta’aruf Daring menyepakati perlunya kolaborasi antarlembaga di PWNU Jatim untuk mengampanyekan kegiatan dan layanan NU ke publik.
“NU sudah banyak kegiatan dan layanan, masalahnya bagaimana kegiatan dan layanan yang masih internal itu dibawa ke eksternal agar publik tahu peran NU,” kata Ketua PW LTN NU H Helmy M Noor.
Selain itu, PW LTN NU Jatim juga langsung menggelar kegiatan perdana yakni
Pameran Kitab Digital karya Syaikhana Kholil Bangkalan, Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari, Syaikh Ihsan Jampes Kediri, Syaikh Muhammad Usman Al-Ishaqi dan naskah-naskah kuno pesantren dalam format digital lainnya, 10 Desember 2024 Pukul 09.00 – 17.00 Wib di Prefunction Lantai 3 Studio LTN NU Jawa Timur Jalan Masjid Al Akbar Timur No 9 Surabaya.
“Pameran ini diselenggarakan oleh PW LTN NU Jawa Timur bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur dalam rangka Peresmian Studio Lembaga Ta’lif Wan Nasyr (LTN) NU Jawa Timur oleh KH Kikin A Hakim (Ketua PWNU Jatim),” katanya.
Sementara itu, Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PWNU Jawa Timur, juga telah mengadakan rapat perdana dan ta’aruf (perkenalan) pengurus baru yang dipimpin Ketua Lakpesdam Prof. Dr. H. Muhammad Turhan Yani, M.A., CIRR di kantor PWNU Jatim (6/12), yang dihadiri jajaran Penasehat Lakpesdam di antaranya KH. Abdul Halim Mahfudz dan Prof. Dr. Ahmad Taufiq, M.Si, serta pengurus baru masa khidmat 2024-2029, diantaranya, Yeni Lutfiana, M.Med.Kom (sekretaris) dan Dr. Ida Rochmawati, M.Fil.I (bendahara).
Pada rapat perdana yang juga dihadiri Ketua PWNU Jatim KH. Abdul Hakim Mahfudz ini disusun program kerja dan pembagian kerja kepengurusan agar organisasi berjalan secara efektif dan optimal.
Dalam pembahasan program kerja disusun beberapa bidang, baik internal maupun eksternal. Bidang eksternal bersinergi dan berkolaborasi dengan beberapa pihak, termasuk pemerintah.
“Ini penting dilakukan agar implementasi berjalan efektif dan tujuan tercapai secara maksimal,” jelas Prof Turhan.
Gus Kikin pada rapat perdana ini menekankan pentingnya mengedepankan aspek humanitarian Islam (kemanusiaan) karena dimensi ini merupakan bagian terpenting dalam agama. (*/fpnu)