Surabaya, radar96.com – Pengurus wilayah (PW) Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU Jawa Timur melakukan reaktualisasi pembelajaran atau membumikan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) dengan pendekatan STEIM (Sains, Teknologi, Engineering, Islamic Values, dan Math) dan Ramah Anak.
“Kami memiliki komitmen yang tinggi dalam melakukan inovasi pembelajaran, termasuk melakukan reaktulisasi Buku Aswaja dengan pendekatan STEIM (Sains, Teknologi, Engineering, Islamic Values, dan Math) dan Ramah Anak,” kata Ketua PW LP Maarif NU Jatim, Prof Masdar Hilmy, S.Ag, MA, PhD, di Surabaya, Senin.

Saat membuka “Capacity Building” PW LP Maarif NU Jatim yang dilakukan secara daring dan berkala, ia menjelaskan buku ajar Aswaja perlu segera mendapatkan perhatian agar mengikuti tuntutan siswa-siswi Generasi Z (Gen-Z).
“Saat ini Buku Aswaja masih bersifat pembelajaran dengan one traffic/ teacher center (berpusat pada guru), namun seiring reaktualisasi tersebut buku ajar akan didesain dengan multitraffic/student center (berpusat pada siswa didik,” katanya.
Menurut dia, reaktulisasi bahan ajar ini dilaksanakan dalam waktu yang tidak singkat, namun selama 3 bulan yang dibingkai melalui project Research and Development, lalu dirangkai dengan “capacity building” selama 7 hari melalui zoom meeting.
“Kegiatan capacity building ini melibatkan beberapa tim, diantaranya tim pembelajaran, tim sumber belajar, dan tim desain grafis. Tim Pembelajaran akan mengupas tuntas tentang bagaimana STEIM dan Ramah anak menjadi ruh dalam pembelajaran dan bagaimana menilainya,” katanya.
Setelah itu, Tim Sumber Belajar menggandeng empat media NU (NU online, TV 9, Aula, dan LTN/Lembaga Ta’lif wan Nasyr), dan Tim Desain Grafis memiliki peran dalam desain yang mendorong kemenarikan Aswaja agar siswa-siswi betah untuk membaca.
“Yang jelas, bahan ajar Aswaja ini perlu didesain dengan mempertimbangkan integrasi aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Demikian juga perlu fokus pada karakteristik anak-anak pada kelas 1-12, yang masing-masing anak di usia tersebut memiliki aspek pskologis yang berbeda-beda,” katanya.
Terkait reaktualisasi pembelajaran Aswaja melalui Pendekatan STEIM (Sains, Teknologi, Engineering, Islamic Values, dan Math) dan Ramah Anak, Wakil Ketua PWLP Maarif Jatim yang membidangi Penjaminan Mutu dan Diklat, Prof Dr. Evi Fatimatur Rusydiyah, M.Ag, menyampaikan proses Research and Development dilakukan simultan agar ketangguhan bahan ajar teruji melalui validator ahli dan uji coba lapangan.
“Dalam pengembangan bahan ajar ini diperkenalkan tiga konsep/teori yaitu STEIM dan ramah anak, student wellbeing, dan flipped learning. ketiga konsep tersebut akan diurai melalui narasumber yang akan terlibat selama seminggu secara daring pada 9-15 Juni 2025 dalam kegiatan capaicy building penulis/reviewer,” katanya.
Ia menambahkan kegiatan tersebut menjadi bekal bagi penulis/reviewer dalam bekerja, terutama menghadirkan bahan ajar yang menjadi inspirasi untuk anak-anak atau siwa-siswi yang mengikuti trend kehidupannya, namun tetap mendapatkan ajaran aswaja yang menjadi value dalam dirinya (EFR). (*/zi)