Surabaya, radar96.com/MAS – Ketua PW Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur Prof HM Mas’ud Said MM PhD mengajak jamaah Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) untuk mensyukuri hidup di Indonesia yang negaranya damai, bangsanya rukun, dan masyarakatnya paling dermawan.
“Bersyukur itu perlambang orang yang mendapat hidayah, karena dia menikmati kehidupan dengan berterima kasih kepada Tuhan dan kepada orang lain yang menjadi perantara dari kebaikan hidupnya,” katanya dalam khutbah Jumat di Masjid Al-Akbar.
Direktur Pascasarjana Universitas Islam Malang (Unisma) itu menjelaskan bersyukur itu penting bagi orang Indonesia, karena hidup sehat, punya iman, punya waktu atau umur sampai sekarang, punya rezeki, dan hidup di negara yang damai, rukun, dan dikenal dermawan di dunia.
“Indonesia itu sangat damai, karena di luar sana banyak yang kurang sempurna. Bisa saja kita juga ada kekurangan, tapi di Gaza banyak anak tak punya orang tua dan banyak orang tua yang sulit cari makanan sampai sekarat dan tidak ada rumah sakit,” katanya.
Di hadapan ribuan jamaah Shalat Jumat di MAS, doktor Ilmu Pemerintahan dari Universitas Flinders Australia itu mengatakan Indonesia juga negara yang sangat rukun, sehingga pengajian pun bebas, khutbah Jumat juga tidak sampai masuk penjara seperti di negara lain, bahkan semuanya rukun, damai, dan sentosa.
“Beberapa negara, termasuk di Timur Tengah, juga hidup dalam konflik, karena tidak ada kerukunan, atau toleransi, dan tidak banyak diajari para ulama dan guru untuk hubbul wathon minal iman (Cinta Tanah Air sebagai bagian dari iman),” katanya.
Selain itu, negara Indonesia juga patut disyukuri, karena Charities Aid Foundation (CAF) merilis “World Giving Index 2023” yang menempatkan Indonesia sebagai negara pertama yang paling dermawan di dunia.
“Posisi pertama itu dengan skor 68 persen dan hal itu menjadikan Indonesa sebagai negara paling dermawan di dunia selama enam tahun berturut-turut. Skor itu karena 8 dari 10 Indonesia tergolong dermawan. Semoga kita tidak masuk 2 orang yang kikir itu. Naudzubillah,” katanya.
Prof Mas’ud Said yang kini menjadi Penasehat Akademik Internasional dari universitas di Malaysia dan Thailand itu menambahkan syukur itu mengharuskan manusia kembali kepada kesejatian yakni makhluk Tuhan, makhluk sosial, dan makhluk/warga dari bangsa/negara yang ditinggalinya. (*/mas)